Dua mahasiswa Jurusan Teknik Fisika FT-UGM, yaitu Destiana Tunggal Pramesti (Prodi Teknik Nuklir 2009) dan Sri Setyaningsih (Prodi Teknik Nuklir 2008), berhasil memperoleh kesempatan untuk mengikuti Short Term Study Abroad Programs 2012 yang diselenggarakan oleh Tokai Institute of Global Education and Research (TIGER), Tokai University, Japan.
Bencana tsunami yang melanda Jepang tahun lalu menyisakan banyak pelajaran bagi masyarakat lokal bahkan internasional. Banyak isu yang didiskusikan dalam rangka usaha pencegahan dan restorasi pasca bencana. Untuk meningkatkan manajemen resiko global di masa mendatang, Tokai Institute of Global Education and Research (TIGER) dari Tokai University mengadakan Short Term Study Abroad Programs 2012 dengan tema “Risk Management for the 21st Century: What We Can Learn From the Great East Japan Earthquake”.
Dalam program ini terdapat dua sub-tema yaitu:
- “Japanese Cutting Edge Technology: Prevention of Natural Disasters and Post-disaster Restorative Action”, untuk mahasiswa Teknik
- “Global Business Management: Strategic Marketing and Restorative Actions by Japanese Corporations”, untuk mahasiswa Manajemen Bisnis.
Dalam program ini, peserta akan mendapatkan kuliah dari para pakar dari Tokai University dan melakukan studi lapangan di area bencana. Para peserta akan mengunjungi daerah bencana di Tohoku. Selain itu juga, peserta akan mengunjungi “Seven Eleven Japan” yang merupakan contoh manajemen global yang secara terus menerus membantu masyarakat dengan mendapatkan makanan di daerah yang luluh lantah akibat bencana. Dengan program ini, diharapkan para peserta dapat berkontribusi dalam peningkatan manajemen resiko global di masa depan.
Jepang dan Indonesia terletak dalam Ring of Fire yang memiliki banyak gunung aktif dan terletak di daerah perbatasan lempeng tektonik yang rawan akan gempa bumi dan tsunami. Sejarah mencatat baik Indonesia dan Jepang mengalami beberapa kali gempa bumi dan di antaranya diiringi oleh tsunami. Gempa bumi yang diiringi tsunami memiliki dampak yang sangat tragis sekali. Masih teringat dalam benak kita akan tsunami di Aceh menyebabkan anak terpisah dari orang tuanya dan kerugian
material yang sangat banyak.
Perlu adanya manajemen dalam rangka mengembalikan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam mulai dari sisi ekonomi, psikologi, hingga aspek engineering untuk menata kembali kehidupan yang telah rusak. Tindakan preventif sebelum bencana dan restoratif setelah bencana tidak dilakukan dengan dorongan hati nurani saja. Butuh manajemen dalam semua tindakan baik preventif maupun restoratif. Universitas Gadjah Mada sebagai universitas yang besar di Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar pula pada tanah air. Sikap itu sudah dibuktikan dalam bentuk pengabdian masyarakat yang secara formal memiliki program Kuliah Kerja Nyata. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada tidak sedikit yang ikut dalam proses mitigasi bencana saat gunung Merapi meletus. Program Short Term Study Abroad Programs 2012 yang diselenggarakan Tokai University ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengetahui manajemen resiko akibat bencana. Selain tindakan preventif, dalam program ini dibahas juga tindakan restoratif.
Dalam kurikulum Teknik Nuklir, terdapat mata kuliah Keselamatan Reaktor Nuklir yang hanya membahas aspek sistem keselamatan saja. Tidak dibahas tentang tindakan yang tepat jika terjadi kerusakan yang parah pada reaktor secara khusus dan detail. Dengan program ini dapat diambil ilmu dari orang-orang Jepang dalam menanggulangi bencana akibat meledaknya reaktor Fukushima. Khususnya bagi mahasiswa Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada yang diterima dalam program ini pada sub-tema “Japanese Cutting Edge Technology: Prevention of Natural Disasters and Post-disaster Restorative Action”