Kelompok intelektual merupakan golongan cerdik pandai karena pengalaman dan pendidikan akademiknya, tidak ada yang meragukan dan sudah diakui masyarakat, sehingga harapan masyarakat tertumpu padanya, jika ada masalah-masalah rumit yang memerlukan jawaban.
Kali ini, untuk bidang kepakaran nuklir Sdr. Ir. Dedik Eko Sumargo, Kepala Subdirektorat Kedaruratan Nuklir, Direktorat Keteknikan dan Kedaruratan Nuklir BAPETEN (Alumni Program Studi Teknik Nuklir Angkatan 1985), telah dipilih oleh IAEA untuk bergabung dalam Misi Internasional Pencari Fakta (International Fact-Finding Mission) dari IAEA (International Atomic Energy Agency) bertugas ke Fukushima, Jepang. Misi tersebut terdiri dari 20 orang para pakar di bidang tanggap darurat nuklir. Pelaksanaan tugas tersebut mulai tgl 24 Mei รขโฌโ 2 Juni 2011.
Tugas utama dari misi tersebut untuk melakukan penilaian awal mengenai aspek Preparedness and Response for Nuclear or Radiological Emergency pada PLTN Fukushima Dai-ichi yang mengalami masalah pasca gempa dan tsunami pada tanggal 11 Maret 2011 lalu. Lingkup penilaian tersebut Antara lain Dampak gempa dan tsunami dan ledakan ikutan, Assessment on external event; Spent Fuel management; Safety Assessment on defence in depth, Severe accident analysis, Assessment on Urgent Protective Action, Infrastruktur pemerintahan dalam kedaruratan nuklir dan Dampak radiologi.
Hasil kerja dari Misi ini akan dilaporkan pada Rapat Dewan Gubernur IAEA pada tanggal 6 Juni 2011, dan Pertemuan Tingkat Menteri mengenai Keselamatan Nuklir (IAEA Ministerial Meeting on Nuclear Safety) yang akan berlangsung di Wina, 20-24 Juni 2011.
Terpilihnya Ir. Dedik Eko Sumargo terkait dengan penawaran yang disampaikan oleh Pemerintah Indonesia kepada Dirjen IAEA (Mr. Yukiya Amano) dan Pemerintah Jepang. Tim Kedaruratan Nuklir BAPETEN (dipilih 5 orang) untuk membantu penanganan situasi di Jepang. Penawaran ini disampaikan secara resmi oleh Dubes/Watap RI Wina, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja, kepada Dirjen IAEA dan Pemerintah Jepang (melalui Dubes Jepang di Wina) pada akhir Maret 2011. Tawaran yang sama juga disampaikan secara langsung oleh Kepala BAPETEN Dr. As Nation Lasman kepada pimpinan Badan Pengawas Keselamatan Nuklir Jepang (NISA) disela-sela Pertemuan Negara Pihak pada Konvensi Keselamatan Nuklir di Wina awal bulan April 2011.
Terpilihnya pakar Indonesia untuk bergabung dengan misi tersebut, merupakan pengakuan dari IAEA dan dunia internasional terhadap penguasaan teknologi nuklir Indonesia dan terhadap kemampuan Indonesia dalam masalah tanggap darurat nuklir. Hal ini juga memperkuat pandangan dunia terhadap Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang cukup maju dalam penguasaan teknologi nuklir dan terdepan dalam bidang tersebut di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Misi yang terdiri dari 20 orang expert tsb dipimpin oleh Mr. Michael William Weightman dari Inggris. Adapun para anggota tim berasal dari 10 negara, yakni : Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China, Indonesia, Argentina, Hongaria, Turki dan Spanyol.
Video Inside Fukushima Daiichi (Jakarta, BAPETEN)