Sudah banyak karya anak bangsa yang dihasilkan pun tidak kalah dengan karya negara lain, dimana karya tersebut juga telah ditulis dan masuk dalam jurnal-jurnal internasional. Yang membedakan keduanya hanyalah sitasi, dimana karya anak bangsa kebanyakan memiliki jumlah pensitasi yang sedikit.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Prof. Saman Halgamuge, seorang Professor tamu dari Australia Indonesia Center (AIC), dalam kuliah umum bertema “Workshop and Lectures on Emphasizing Research Aspect”yang diadakan di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, pada tanggal 14 Mei 2018 lalu. Acara ini dimoderatori oleh Ahmad Agus Setiawan, PhD yang juga sebagai peneliti kolaborator AIC dari UGM. Prof. Saman membagikan pengalaman dalam bidang riset dan akademik, sekaligus menceritakan pertemuannya dengan salah satu anak bangsa.
Dalam kesempatan tersebut Prof. Saman Halgamuge yang merupakan Professor dan Director/Head of Research School of Engineering di Australian National University menekankan pentingnya pelaksanaan penelitian dan penulisan yang baik, dan menyayangkan apabila akademisi yang dibimbingnya kesulitan dalam menyampaikan riset yang telah dilakukan.
“Perguruan tinggi merupakan salah satu wadah untuk melakukan riset sebanyak mungkin,” tambah beliau. Riset tersebut nantinya akan dibaca dan diberi masukan oleh pembacanya, berikut dengan pengembangan-pengembangan yang berjalan terus-menerus.
Mengutip perkataan beliau, bahwa tujuan dalam menulis hasil riset adalah untuk kebaikan umat manusia, sehingga sebagai penulis akademisi harapnya tidak hanya menulis secara urut dan lengkap, namun juga memikirkan kebutuhan dari sisi pembaca.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah tulisan sudah tersampaikan dengan baik adalah lewat jumlah pensitasi. Dari sini dapat diketahui pengaruh sebuah tulisan dalam komunitas. Selain itu riset dan kepenulisan yang melibatkan peneliti dari negara lain akan sangat mempengaruhi jumlah pembaca.
Hal inilah yang membuat jumlah sitasi termasuk dalam faktor penilaian rangking universitas, selain faktor-faktor lain. Dimana ia termasuk dalam faktor penilaian tiga rangking paling terpercaya, ARWU atau Shanghai Ranking, QS Ranking, dan Times HE Ranking.
Paling penting dalam sebuah kepenulisan berbentuk jurnal adalah judul dan abstrak, mengingat bahwa kedua bagian ini adalah bagian dimana pembaca menentukan minatnya. Kesalahan yang sering dilakukan adalah kurangnya memahami objek calon pembaca, dengan memperbaiki pandangan ini tulisan akan menjadi lebih baik.
Penelitian dan usaha akademik tidak akan selalu lancar. Hal ini mensyaratkan agar peneliti selalu memperbaiki riset baik dalam kepenulisan maupun hal teknis, sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas.