OLGENAS International Geolympiad merupakan acara kompetisi akbar tingkat Internasional yang digelar oleh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. OLGENAS kali ini menghadirkan kompetisi Paper Ilmiah bagi mahasiswa dengan tema The Future Power: Renewable Resources as Stabilizing Instruments towards Global Security. Lomba Paper Ilmiah OLGENAS diselenggarakan secara daring. Terdapat tiga tahap perlombaan, yaitu seleksi abstrak, seleksi paper, dan yang terakhir final presentation. Tahun ini peserta kompetisi Paper Ilmiah OLGENAS diikuti oleh 50 Tim yang berasal dari 16 perguruan tinggi. Dan diselenggarakan dari mulai pengumpulan abstrak pada tanggal 16 Oktober 2021 hingga final presentation pada tanggal 20 Januari 2022.
Tim dari Teknik Fisika yang beranggotakan tiga orang yaitu, Daffa Indraprawira Izaohar sebagai ketua, Javier Ahmad sebagai anggota satu, dan Anneyra sebagai anggota dua, berhasil meraih juara satu pada lomba Paper Ilmiah OLGENAS 2022. Tim ini menggagas sebuah ide yang berjudul “Penggunaan Gas Sintetis dalam Integrated Solar Combined Cycle Power dengan Memanfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Mengatasi Masalah Ketidakmerataan Energi Listrik di Kalimantan Indonesia”. Karya tersebut didasari oleh keresahan anggota tim yang melihat bahwa di Kalimantan memiliki banyak potensi sebagai tempat pembangkit energi listrik tetapi masih terdapat daerah yang belum dapat mengakses energi listrik secara optimal.
Maka untuk mewujudkan inklusivitas energi baru terbarukan dalam bauran energi di Indonesia, tim memiliki gagasan untuk memanfaatkan lahan bekas tambang terbengkalai di Kalimantan dan mengubahnya menjadi suatu komplek energi. Selain itu dengan banyaknya perkebunan kelapa sawit di Kalimantan tim memanfaatkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi suatu gas sintesis yang akan menjadi bahan bakar dari pembangkit. Gas sintesis yang merupakan suatu renewable energy akan menggantikan gas alam pada pembangkit ISCC. Pembangkit ISCC atau Integrated Solar Combined Cycle merupakan pembangkit yang dipilih oleh tim yang dimana pembangkit tersebut dapat mengelola gas sintesis dan dapat menghasilkan energi listrik yang lebih efisien, dikarenakan ISCC memanfaatkan Combined Cycle yang akan mengelola bahan bakar menjadi listrik dengan dua kali pengolahan. Pembangkit ISCC dengan bahan bakar gas sintesis dapat mendukung bauran EBT di Indonesia yang ditargetkan dapat mencapai 23% pada tahun 2025. Selain itu pembangkit ISCC dengan bahan bakar gas sintesis dapat mendukung gerakan bebas karbon.
“Mengingat gagasan tim berangkat dari keresahan mengenai kemerataan listrik, diharapkan mahasiswa dan civitas DTNTF memiliki banyak kesadaran mengenai keresahan yang ada di Indonesia dan bergerak mencari solusi untuk mengatasi keresahan tersebut. Dari mulai isu lingkungan, sosial, dan sebagainya.” ungkap Javier sebagai ketua Tim.