EUREKA! ITB adalah event nasional tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Fisika Institut Teknologi Bandung (HIMAFI ITB). Tahun 2022 adalah tahun ke 7 pelaksanaan EUREKA! ITB sejak pelaksanaannya yang pertama di tahun 2016. Dilansir dari eureka-itb.com, event tersebut bertujuan untuk mencerdaskan dan menggugah masyarakat akan besarnya aplikasi ilmu fisika pada kehidupan. Tema yang diangkat pada tahun 2022 adalah “Physics: Creative Ways to Deal with Current Issues”. Kegiatan EUREKA! ITB dilaksanakan dari 22 Desember 2021 hingga 27 Maret 2022 dan terdiri dari Olimpiade dan Karya Tulis Ilmiah yang ditujukan untuk Tingkat SMA/Sederajat dan Mahasiswa S-1/Sederajat.
Tim mahasiswa Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (TNTF Team) berpartisipasi pada EUREKA! ITB 2022 dan menjadi juara 2 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Perguruan Tinggi. Tim tersebut terdiri dari Laurentius Kevin Hendinata (Teknik Fisika 2019) sebagai ketua dengan anggota Rakhmat Eko Saputro (Teknik Nuklir 2019) dan Sasa Aulia (Teknik Fisika 2020) serta dibimbing oleh Dr. Nur Abdillah Siddiq. Atas prestasinya tersebut, TNTF Team mendapatkan uang tunai Rp. 8.000.000, piala, dan e-certificate.
TNTF Team merancang jendela termokromik dengan pelapis material organik PNIPAM-PAM untuk memperoleh jendela termokromik yang cocok dan efektif digunakan pada bangunan dengan iklim tropis di Indonesia. Ide ini didasarkan pada latar belakang bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman serius pasca pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi. Dengan sektor bangunan merupakan konsumen energi terbesar dengan 36% energi final, 55% permintaan listrik, dan 39% emisi karbon (CO2). Dari berbagai komponen dalam bangunan, fasad pembuka, termasuk pintu dan jendela, adalah komponen yang paling sensitif terhadap energi dari selubung bangunan dan bertanggung jawab atas lebih dari 60% kehilangan energi dan panas pada bangunan. Disamping itu, penggunaan tirai pada jendela dapat menjadi media transmisi virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19. Berdasarkan penelitian, dari 13 tirai maka 12 diantaranya dapat terkontaminasi virus dalam jangka waktu satu minggu.
Pada karya ini, TNTF Team juga merancang model untuk memperoleh jendela termokromik yang bekerja pada rentang 16,5°C dengan transmitansi τC = 86% hingga 28,5°C dengan transmitansi τH = 8%. Studi potensi penghematan energi dilakukan dengan model ideal jendela termokromik pada bangunan residensial menggunakan perangkat lunak EnergyPlus dengan plugin OpenStudio. Simulasi dilakukan pada profil cuaca beberapa kota besar di Indonesia dengan membandingkan penggunaan jendela termokromik sebagai lapisan jendela (glazing) terhadap jendela kaca konvensional. Hasil simulasi menggambarkan bahwa penerapannya pada bangunan memberikan penghematan energi hingga 24,19% yang selaras dengan pengurangan jejak karbonnya. Aplikasinya secara massal dalam menggantikan fungsi jendela kaca konvensional akan sangat membantu mengurangi konsumsi energi di sektor bangunan, baik bangunan perumahan maupun komersial, untuk mengurangi pemborosan energi yang menjadi salah satu langkah mitigasi perubahan iklim pasca pandemi Covid-19. Manfat dari inovasi ini ialah diharpkan mampu untuk menjadi pilihan kaca untuk menghemat konsumsi energy pada bangunan, sekaligus dapat mengganti penggunaan tirai dalam upaya meminimalisir transmisi Covid-19 melalui komponen bangunan.
Eko selaku perwakilan tim berpesan kepada sivitas DTNTF, “Semoga terus bisa berprestasi dan mengharukan nama departemen dan jurusan di tingkat nasional maupun Internasional”.
[views]