Lomba esai nasional YLEC (Young Leader Energy Camp) merupakan kompetisi esai yang diselenggarakan oleh organisasi Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada yaitu Gadjah Mada Oil and Gas Club. Perlombaan ini mengangkat topik mengenai pemanfaatan sumber daya energi terbarukan sebagai salah satu upaya transisi energi di Indonesia. Tema besar dari kompetisi ini adalah “Indonesia’s Awareness for Using Renewable Energy as Its Main Energy Resources”. Tahapan dari kompetisi esai ini dimulai dengan pendaftaran lalu pengiriman esai disertai dengan kartu tanda mahasiswa. Setelah itu, terdapat tahap berikutnya yaitu presentasi dimana setiap tim atau peserta diminta untuk membuat video presentasi yang nanti akan dikirimkan ke suatu link yang sudah disediakan oleh panitia lomba. Peserta yang mengikuti perlombaan ini terdiri dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Pembangunan Nasional.
Judul karya tulis esai yang mendapat juara 3 adalah “Pemanfaatan Senyawa Kompleks Berbasis Timah pada Perovskite Solar Cell sebagai Solusi Ramah Lingkungan dalam Upaya Merealisasikan Indonesia Transisi Energi 2025”. Karya tersebut merupakan hasil karya dari tim EUREKA yang beranggotakan mahasiswa jurusan Teknik Fisika angkatan 2020 yaitu Rizky Fathurrahman sebagai ketua, Himmatus Sholihah dan Billie Adrian sebagai anggota. Latar belakang ide tersebut datang dari pengembangan solar cell yang memiliki karakteristik ramah lingkungan ketika digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Tidak hanya itu, pemanfaatan senyawa kompleks dimanfaatkan sebagai upaya untuk mengurangi limbah emisi yang dihasilkan oleh perovskite solar cell.
Isi dari esai ini secara singkat adalah pemanfaatan senyawa kompleks berbasis timah pada perovskite solar cell yang bertujuan untuk mengurangi limbah timbal yang dihasilkan oleh solar cell tersebut. Perlu diketahui, timbal merupakan limbah berbahaya apabila terpapar terhadap manusia. Efek samping yang dihasilkan oleh timbal bagi kesehatan manusia antara lain anemia, kerusakan otak, keguguran, ketidaknyamanan perut, dan lain-lain. Dengan menggunakan logam tanah jarang tersebut, sifat toksisitas dari perovskite solar cell dapat dikurangi.
Harapan kedepannya dari tim EUREKA adalah karya esai ini dapat menjadi inspirasi bagi para civitas akademika DTNTF dalam mempelajari atau mengembangkan teknologi lebih lanjut yang bermanfaat bagi kerja sebuah solar cell.