Tim Physicoo yang beranggotakan Sasa Aulia (Teknik Fisika 2020), Thariq Arian K (Teknik Fisika 2020), dan Khorunnasi Rudin (Teknik Fisika 2020) mengikuti perlombaan DERRICK Oil and Gas Competition 2022 tingkat Internasional yakni lomba perminyakan yang diadakan setiap tahunnya oleh HIMA-EP PEM Akamigas bersama IATMI SM PEM Akamigas dan SPE PEM Akamigas. Terdapat tiga tahapan dalam lomba ini yakni pengumpulan abstrak, pengumpulan full paper, dan presentasi pada tanggal 23-24 September 2022. Tim Physicoo berhasil meraih First Runner Up International Paper Competition DERRICK 2022 dan Best Poster.
Karya Tim Physicoo berjudul “Diesel Carbon Capture (DCC): A Pragmatic Compromise between Carbon Emission and Energy Demand Growth in a Common-Used Diesel Power Plant from Post Combustion Gas”. Hal yang melatarbelakangi pembuatan paper ini adalah pembangkit listrik berbahan bakar fosil saat ini menghasilkan karbon dalam jumlah besar emisi dioksida ke atmosfer, lebih dari 12 miliar ton CO2 per tahun, yaitu diyakini sebagai penyebab utama perubahan iklim. Menurut Energi Internasional Badan, produksi listrik dari bahan bakar fosil akan meningkat sekitar 30% pada tahun 2035, yang akan pasti menghasilkan lebih banyak CO2. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah inovasi teknologi diperlukan untuk mengurangi emisi CO2 dan menggunakan teknologi hijau di pembangkit listrik fosil.
Tim Physicoo mengusulkan sistem inovasi bernama Diesel Carbon Capture (DCC). Sistem ini menggunakan mesin diesel sebagai penghasil utama CO2. CO2 kemudian menjadi dikumpulkan dan diproses melalui banyak langkah seperti mengompresi, memadatkan, dan memurnikan untuk mendapatkan konsentrasi CO2 yang diinginkan. CO2 kemudian diangkut ke sejumlah aplikasi tersebut sebagai injektor cairan EOR, dan Injektor DGR. Metode ini dapat mengurangi total emisi CO2 dari pembangkit listrik 4MW hingga 9.224 metrik ton CO2 (90% Emisi CO2).
Selain itu, tim Physicoo juga mengusulkan turbin pemulihan panas sekunder untuk memaksimalkan efisiensi proses pendinginan. Unit Penyerapan CO2 akan dibagi menjadi 3 tahap, tahap pertama adalah mencampurkan gas hasil pembakaran dengan KOH pekat menjadi membentuk K2O3 dengan H2O sebagai produk sampingan. Langkah selanjutnya adalah mereaksikan K2O3 dengan Ca(OH)2 hingga terbentuk KOH dan CaCO3 Hasilnya dengan menerapkan teknologi ini kekurangan 14% dan 30-70% kenaikan harga listrik. Dengan Proses EOR, the jumlah minyak yang diperoleh kembali diperkirakan antara 18 – 55% dari OOIP. DCC layak untuk diterapkan dengan nilai NPV positif dan IRR lebih dari 10%. Dengan demikian, DCC bisa diterapkan untuk menciptakan teknologi hijau yang dapat mencapai target SGDs di poin 7 dan 12 juga mendemonstrasikan kegiatan pada CCS pasca-pembakaran.
Dengan pengajuan karya ini, diharapkan menjadi pertimbangan bagi pemerintah serta industri minyak dan gas untuk mengembangkan green technology pada conventional resources. Selain itu, inovasi ini tentunya dapat membantu mewujudkan SDGs tahun 2030, yaitu pada poin poin 7 (energi bersih dan terjangkau), dan poin 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) yang merupakan target sasaran yang diharapkan melalui pengajuan inovasi ini dapat memberikan manfaat keberlanjutan kehidupan serta ekonomi di Indonesia.