Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta (RE) yang diketuai oleh Alfitra Heydar Achsan (Teknik Fisika), dan beranggotakan Annisa Citra Gitaswari (Teknik Fisika), Annisa Nur Wijayanti (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan), Raden Nasya Trifia Apriliani (Fakultas Psikologi), dan Wahyu Tri Wicaksono (Teknik Fisika) berhasil meraih medali perunggu dalam ajang PIMNAS-35 pada 30 November – 3 Desember 2022. Dibimbing oleh Ibu Dr. Faridah, PKM-RE yang mereka bawa berjudul “OPTIMASI PENCAHAYAAN UNTUK MENGURANGI STRES DALAM PEKERJAAN KOGNITIF TINGGI DENGAN MENINJAU KASUS INDIVIDU EKSTROVERT DAN INTROVERT”.
PKM tersebut merupakan sebuah riset yang didasari atas permasalahan stres kerja di masyarakat yang sangat melekat di kehidupan mahasiswa, akademisi, dan profesi-profesi lain di mana mengerjakan tugas kognitif merupakan kewajiban pekerjaan. Untungnya, stres kerja dapat dikurangi dengan mengatur lingkungan kerja, salah satu aspeknya adalah pencahayaan. Saat ini, standar yang berlaku untuk menentukan intensitas pencahayaan tidak menginklusi aspek kepribadian padahal kepribadian adalah faktor yang menentukan preferensi individu terhadap lingkungan. Pada bulan Agustus – September 2022, dilakukan eksperimen pada 26 individu dan didapatkan hubungan antara intensitas kondisi pencahayaan dengan performa kognitif dan respon stres untuk individu ekstrovert dan introvert. Untuk individu ekstrovert, naiknya intensitas pencahayaan cenderung meningkatkan performa kognitif dan menurunkan respon stres sementara sebaliknya terjadi pada individu introvert. Analisis lebih lanjut kemudian mengungkapkan kondisi pencahayaan optimal bagi tiap individu. Kondisi pencahayaan optimal untuk ekstrovert adalah pada kondisi pencahayaan dengan intensitas 300lx dan untuk individu introvert adalah pada kondisi pencahayaan dengan intensitas 165lx. Perlu diingat bahwa kedua hasil tersebut merupakan intensitas pencahayaan general lighting sehingga meskipun pencahayaan redup, tetap ada lampu sorot yang menerangi pekerjaan secara langsung.
Hasil yang didapatkan pada riset ini, merupakan temuan pertama kali pada hubungan antara dimensi ekstraversi individu terhadap performa seseorang dalam mengerjakan tugas kognitif pada kondisi pencahayaan yang berbeda-beda. Riset lebih lanjut perlu dilakukan untuk meneliti aspek lain atau meneliti aspek yang sama dengan parameter lain (misalnya, respon stres diukur secara langsung dengan EEG). Kemudian, riset lanjutan pada ruang huni sebenarnya perlu dilakukan sebagai langkah untuk implementasi dari hasil riset ini. Harapan untuk riset selanjutnya adalah agar mengkaji pencahayaan untuk berbagai kegiatan di kehidupan sehari-hari sehingga pencahayaan benar-benar menjadi pendukung kegiatan manusia.