LKTI Bank Indonesia Kalteng 2023 merupakan ajang perlombaan karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diadakan oleh Bank Indonesia. Kompetisi ini mengusung tema “Mengubah Gambut Menjadi Emas: Strategi Mendorong Produksi Pangan di Kalimantan Tengah”. Kompetisi ini ditujukan untuk akademisi (mahasiswa S1, S2, S3, dosen, asisten dosen), para peneliti maupun pengamat ekonomi, serta pelaku sektor pertanian dan peternakan di Indonesia. Terdapat 9 subtema pada LKTI Bank Indonesia Kalteng 2023, salah satunya yaitu teknik budidaya hortikultura di bumi Kalimantan Tengah, khususnya komoditas berdampak inflasi (aneka cabai, bawang merah, dan sayuran). Rangkaian acara LKTI Bank Indonesia Kalteng 2023 diawali dengan pendaftaran dan pengumpulan karya pada tanggal 14 April sampai 16 Juni 2023, kemudian penjurian karya pada tanggal 16 sampai 23 Juni 2023, pengumuman finalis pada tanggal 26 Juni 2023, babak final yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2023, dan pengumuman kejuaraan dilakukan pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah pada tanggal 4 Juli 2023.
Karya tulis ilmiah dari Tim Gamalight UGM yang berjudul “SASR (Smart Autonomous Sprayer Robot): Integrasi Penerapan Ameliorasi Abu Janjang Kelapa Sawit dan Robot Aplikator Fungisida Jamur Antraknosa Berbasis Internet of Things sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Cabai pada Lahan Gambut di Kalimantan Tengah” mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik. Karya tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Michael Darmawan (Teknik Nuklir 2020) sebagai ketua, Siti Puput Nurhidayah (Teknik Nuklir 2020) sebagai anggota 1, dan Andhika Abyzar Alqifari sebagai anggota 2. Karya tersebut berhasil meraih penghargaan karya terbaik dengan latar belakang rendahnya produktivitas cabai merah di lahan gambut Kalimantan Tengah.
Gagasan yang diusung pada karya ini adalah inovasi robot bernama SASR (Smart Autonomous Sprayer Robot) yang merupakan robot penyemprot otomatis fungisida berbahan dasar daun mengkudu yang diintegrasikan dengan abu janjang kelapa sawit untuk menyuburkan lahan gambut sebagai media tanam cabai merah. Pengembangan inovasi tersebut didasarkan adanya permasalahan penurunan produksi cabai merah di Kalimantan Tengah, salah satu faktor penyebab penurunan tersebut adalah adanya serangan jamur antraknosa dan rendahnya kesuburan tanah pada lahan gambut. Penggunaan fungisida alami dan abu janjang kelapa sawit yang diaplikasikan menggunakan robot berbasis IoT merupakan langkah yang tepat untuk mengatahi permasalahan tersebut. Fitur tambahan untuk SASR adalah pemantauan kondisi lahan pertanian menggunakan sensor kelembaban tanah, suhu, dan kelembaban udara. Selain itu, melalui internet of things (IoT), data yang telah diperoleh dikirimkan menggunakan mikrokontroler ke aplikasi yang telah dikembangkan. Adanya teknologi tersebut memungkinkan adanya pemfokusan pada kebutuhan pertanian seperti kuantitas air dan konservasi waktu untuk meningkatkan kualitas tanaman. Keberhasilan implementasi SASR dan ameliorasi lahan gambut dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam peningkatan produktivitas pertanian cabai merah di Kalimantan Tengah.
Dengan pengajuan karya ini, diharapkan dapat membantu memecahkan masalah terkait rendahnya kesuburan lahan gambut dan menurunkan jumlah tanaman cabai yang terpapar penyakit antraknosa. “Kami berharap prestasi yang telah kami peroleh dapat menjadi motivasi dan pendorong bagi mahasiswa DTNTF untuk berkarya. Jangan pernah ragu untuk mulai mengikuti kompetisi dan berprestasi. Terdapat banyak kompetisi, baik nasional maupun internasional yang dapat diikuti oleh mahasiswa DTNTF. Semoga dapat memberikan motivasi dan semangat bagi mahasiswa dan sivitas akademika terkait untuk mengikuti kompetisi-kompetisi yang akan datang.”, ungkap Michael.