Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi adalah ajang kompetisi untuk mahasiswa Strata-1 semester 1 – 8 untuk mengembangkan kemampuan akademik di bidang-bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam. Terdapat 4 bidang yang dapat diikuti para mahasiswa: Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Olimpiade ini memiliki 3 tahapan: dalam kampus, wilayah dan nasional yang dilaksanakan pada April, Mei dan Juni 2023 berurutan. Babak pertama dapat diikuti mahasiswa S1 semester 1 – 8 Universitas Gadjah Mada yang kemudian akan dipilih 5 untuk mewakili kampus. Berikutnya, tingkat wilayah, semua kampus di masing-masing wilayah, untuk kita Daerah Istimewa Yogyakarta, mengirimkan ke-5 kontingen untuk melawan kampus lain. Terakhir, dipilih 65 mahasiswa tiap bidangnya oleh Pusat Prestasi Nasional untuk mengikuti ajang tingkat nasional. Pemenang nasional ada 20 tiap bidang: 3 emas, 5 perak, 7 perunggu dan 5 honorable mention (juara harapan).
Bidang fisika sendiri memiliki 4 sub-bidang: Mekanika klasik, elektrodinamika, termodinamika dan mekanika kuantum. Sebagai persiapan, saya dibimbing oleh Bapak Sholihun, S.Si., M.Sc., Ph.D.Sc. (mekanika klasik), Ibu Dr. Juliasih Partini, S.Si., M.Si. (elektrodinamika), Bapak Idham Syah Alam, S.Si., M.Sc., Ph.D. (termodinamika) serta Bapak Moh. Adhib Ulil Absor, S.Si., M.Sc., Ph.D. (mekanika kuantum). Meski lomba dikerjakan perorangan, UGM mengirimkan tim fisika yaitu Muhamman Adhen, Muhammad Raihannafi Fadhel, Mohammad Fajar Maulid, Zulfa Nailil Muna dan Thomas Panogari Manik (Teknik Nuklir 2021).
Penerapan ilmu fisika dalam teknologi saat ini sudah semakin berkembang, terutama dengan ilmu nuklir. Sebagai contoh, sebuah alat selektor kecepatan neutron pada suatu pembangkit listrik tenaga nuklir. Pengendalian kecapatan neutron sangat penting dalam menjamin keamanan reaktor nuklir bagi pekerjanya. Alat ini menjadi salah satu soal dalam ajang perlombaan yang Thomas ikuti. Para fisikawan dan teknisi nuklir telah membuat alat ini dengan berbagai pertimbangan yang bisa ditemui ke ke-4 sub-bidang fisika, terutama mekanika kuantum dan termodinamika. Setelah mengikuti kompetisi di tingkat Nasional, Thomas meraih medali perunggu di bidang Fisika.
“Sebagai pelopor nuklir dan fisika Indonesia di masa depan, kita harus bisa memahaminya agar bisa juga merancang infrastruktur nuklir, seperti di pembangkit listrik tenaga nuklir”, ungkap Thomas.