National Battery Research Institute (NBRI) menyelenggarakan Youth Idea Competition 2023, sebuah rangkaian kompetisi bertema “Advancing global energy transition through revolutionary advancements in battery technology, renewable energy, and electric vehicles.” Kompetisi ini mencakup beberapa subtema yang menarik, antara lain: Advanced battery technology from upstream (raw materials), midstream (cell fabrication), and downstream (applications and recycling); Energy storage technology for renewable energies (solar, wind, biomass, geothermal, etc.); Electric vehicles ecosystem (battery, electric motor, charging station, etc.); serta Multidisciplinary research and technology (policy, regulation, standardization, industry, etc.).
Kompetisi YIC terdiri dari tiga tahap, yaitu seleksi abstrak, seleksi full paper, dan final presentation. Final presentation dilaksanakan secara luring pada 3 Agustus 2023 di Grand Hotel Sahid Jaya Jakarta, dihadiri oleh 7 tim dari berbagai universitas, termasuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Kalimantan, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Padjajaran.
Karya kolaboratif mahasiswa Teknik Kimia dan Teknik Fisika UGM berhasil meraih Juara 2 dalam kompetisi dengan judul “Advanced Recycling and Recovery of Spent Lithium-Ion Batteries with Bioleaching Processes Using A. ferrooxidans to Achieve Cleaner Battery Production.” Tim penulis terdiri dari Muhammad Tsaqif Haidar (Teknik Fisika ’21), Ardika Dhafka Alhaqie (Teknik Kimia ’21), dan Dzahwan Mayvi Damay (Teknik Kimia ’21). Penelitian ini bertujuan mengurangi limbah Baterai Lithium-Ion (LI) serta logam Ni, Co, dan Mn (limbah B3) yang terus bertambah setiap tahunnya.
Karya tersebut menerapkan ide pemanfaatan bakteri A. ferroxidans dalam proses bioleaching untuk menghasilkan produk katoda baterai litium pada tahap skala pilot projek. Bakteri A. ferroxidans menggunakan energi dari ion logam untuk metabolisme, menghasilkan larutan kobalt sebanyak 99,9% dengan efisiensi 94% serta kapasitas retensi sebesar 79% setelah 50 siklus. Harapannya, daur ulang baterai litium limbah melalui proses bioleaching akan menghasilkan limbah asam organik yang lemah dan emisi CO2 yang lebih rendah, menjadikan proses ini lebih ramah lingkungan daripada sintesis katoda dari prekursor logam (Li2CO3 komersial).
“Mengingat bahwa karya ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya, diharapkan mahasiswa DTNTF akan semakin termotivasi untuk aktif dalam publikasi karya tulis mereka, serta berkerjasama dengan rekan-rekan dari bidang teknik lainnya. Selain meningkatkan nilai karya tulis dan memperluas koneksi, kolaborasi ini juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi berharga bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta memperkaya komunitas di bidang teknik yang relevan”, ungkap Tsaqif.