TEC Festival 2023 merupakan acara yang diadakan oleh Techno Entrepreneur Club ITB, yang berisi berbagai macam rangkaian acara seperti Talkshow, Expo, dan Kompetisi. Salah satu kompetisi yang diadakan yaitu Business Plan Competition. Business Plan Competition TECfest merupakan kompetisi perencanaan bisnis yang memanfaatkan kemampuan peserta dalam mengeksplorasi dan mengimplementasikan ide-ide inovatif dan/atau solutif bernilai jual. Segmentasi peserta kompetisi ini adalah mahasiswa/i se-Nasional. Kompetisi ini tergabung dalam rangkaian acara TEC Festival 2023 bersamaan dengan kompetisi lain, yaitu Business Case Competition.
Dalam kompetisi ini, diajukan sebuah karya yaitu CnG portable modular fast charger yang merupakan evolusi dalam pengisian daya kendaraan listrik (EVs) melalui layanan teknologi portable modular fast charger yang mengubah cara pengemudi dalam pengisian daya baterai. Dibuat dengan menyeimbangkan kebutuhan pengguna EV dan efisiensi waktu, CnG portable modular fast charger mampu menjawab kebutuhan akan pengisian daya yang cepat, nyaman, dan fleksibel, serta mengatasi tantangan range anxiety yang sering dihadapi oleh para pengguna kendaraan listrik.
Tim tersebut beranggotakan tiga orang, dengan berbagai macam latar belakang program studi yang berbeda. Anggota satu yaitu Muhammad Rafif Taqiyuddin yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada Angkatan 2021, Anggota dua yaitu Fatakhillah Yusro yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Angkatan 2022, dan Anggota tiga yaitu Muhammad Toha Syuhada yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta Angkatan 2019.
Alasan Rafif megajukan karya ini, karena dia melihat bahwa kendaraan berbahan bakar bensin menjadi penyumbang kedua terbesar terhadap total emisi di Indonesia, yakni berkisar 21,94%. Untuk itu pemerintah berkomitmen untuk mengadopsi kendaraan listrik tanpa emisi sebagai alternatif. Pemerintah telah menargetkan 100.000 unit kendaraan listrik beroperasi pada tahun 2023. Namun,
saat ini realisasi kendaraan listrik masih jauh dari target tersebut, dengan hanya 33.810 unit
yang beredar sampai saat ini.
Kendala utamanya adalah 7 dari 10 masyarakat merasakan kesulitan menemukan SPKLU. Perbandingan antara jumlah SPKLU dan jumlah kendaraan listrik saat ini hanya sekitar 1 SPKLU untuk setiap 70 kendaraan listrik. Sementara itu, di Cina, Amerika Serikat, dan Norwegia, rasionya adalah 1:20.
Tantangan lainnya adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang melakukan perjalanan
jarak jauh dengan kendaraan pribadi. Hal ini tidak sepenuhnya memungkinkan bagi mereka untuk beralih ke kendaraan listrik yang memiliki kapasitas baterai terbatas, dengan jarak tempuh rata-rata hanya sekitar 350 km. Situasi ini juga dikenal sebagai “range anxiety”, yaitu kekhawatiran pengendara kendaraan listrik bahwa mereka akan kehabisan daya di tengah perjalanan. Maka dari itu, produk inovasi tersebut menawarkan solusi yang menarik dengan mengatasi sejumlah masalah yang dihadapi oleh pengguna kendaraan listrik. Salah satu keunggulan utama CnG adalah kemampuannya untuk mengisi daya dengan lebih cepat daripada teknologi pengisian daya listrik konvensional. Hal ini tidak hanya mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya kendaraan, tetapi juga berpotensi mengurangi waktu antrian di stasiun pengisian daya. CnG juga memiliki dampak positif dalam upaya mengurangi tingkat emisi di Indonesia. Dengan merangsang penggunaan kendaraan listrik melalui solusi pengisian daya yang lebih cepat dan praktis, peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil dapat dipercepat. Hal ini berpotensi berkontribusi pada peningkatan kualitas udara
dan lingkungan yang lebih bersih. Dalam jangka panjang, solusi inovatif seperti CnG portable modular fast charger memiliki potensi untuk mendukung perkembangan teknologi dan industri kendaraan listrik di Indonesia. Dengan investasi yang tepat dalam infrastruktur pengisian daya dan penelitian untuk meningkatkan kapasitas baterai kendaraan listrik, negara ini dapat bergerak menuju era transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Dengan perencanaan produk inovasi ini, kami berharap menjadi pelopor produk inovasi di bidang kendaraan listrik yang nantinya mamp menunujang keberadaan kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat bahwa karya ini baru berupa perencanaan, semoga nantinya mahasiswa DTNTF dapat termotivasi dan berkolaborasi dalam mewujudkan dan mengahsilkan inovasi produk serupa.”, ungkap Rafif.