Student Debate at IPA Convex 2024 adalah bagian program dari Youth @ IPA Convex, yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, didukung oleh SKK Migas dengan kolaborasi tuan rumah AAPG (American Association of Petroleum Geologist) Student Chapter (SC) Universitas Indonesia.
Debat berlangsung dalam format Asian Modified Parliamentery Debate yang terdiri dari 11 mosi yang akan diundi sesaat sebelum debat berlangsung. Jalalludin Mukhtafi (Teknik Nuklir 2021) dan Panji Dewandaru (Teknik Fisika 2021) adalah satu-satunya tim yang mewakili UGM hingga tahap Preleminary Round & Final Round yang dilaksanakan pada tanggal 24 April 2024.Tahap Preleminary Round bersifat sistem gugur yang diikuti 8 tim terbaik dari universitas/sekolah kedinasan di Indonesia. Dari sistem gugur tersebut akan menyisakan 2 tim terbaik yang akan bertarung di Final Round.
Selama debat, Panji dan Jalal mendapatkan undian mosi yaitu: 1) Government Incentive to Catalyzing Renewable Energy Implementation for a Sustainable Future sebagai tim pro. 2) Bioethanol As a Sustainable Alternative to Fossil Fuels Amidst Energy Instability sebagai tim kontra. Dan terakhir, di babak final, mereka mendapatkan mosi 3) The Elimination of Coal Power Plants by 2060 sebagai tim pro.
Hal yang menarik dari debat ini adalah; Jalal dan Panji merupakan satu-satunya tim yang hanya terdiri dari dua orang disaat tim yang lainnya terdiri dari 3 orang. Namun, hanya dengan beranggotakan dua orang tersbut mereka dapat melaju hingga tahap Final Round dan meraih Juara 2.
“Pada awalnya kami sangat pesimis karena kami adalah satu-satunya tim yang hanya terdiri dari dua orang. Selain itu, materi debat yang sudah saya siapkan pun malah lupa tidak saya bawa ke Jakarta. Namun setelah di atas podium, semua rasa pesimis itu hilang, berubah menjadi semangat untuk melibas argumentasi lawan debat” ujar Panji
Jalal pun turut menambahkan, “Lomba debat semacam ini sangat penting bagi kita untuk melatih berlogika, membangun narasi, menyampaikan argumentasi, dan mempertahankan argumentasi tersbut ”.
Mereka berdua pun berharap, dengan adanya kompetisi debat semacam ini, mahasiswa dapat benar-benar mampu mengikuti perkembangan isu-su energi, ekonomi, maupun sosial politik.