Tim kolaborasi mahasiswa Teknik Fisika dan Teknik Nuklir yang beranggotakan Maya Rianda Mardani (Teknik Fisika 2023) sebagai ketua bersama Maulana Istar (Teknik Nuklir 2021) berhasil meraih juara 3 dalam lomba Esai Nasional. Kompetisi yang dinamakan Lomba Bidang Studi Kimia ke-20 (LBSK XX) 2024 merupakan kompetisi Esai dan Olimpiade Kimia Tingkat nasional yang rutin diselenggarakan oleh program studi kimia, Universitas Tanjungpura. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut hari jadi program studi kimia, dan sebagai wadah bagi anak bangsa untuk menyampaikan karya-karyanya, gagasan, saran, dan kreativitas yang dituangkan dalam karya tulis. LBSK XX 2024 diawali dengan pendaftaran dan pengumpulan karya pada 17 Januari 2024 – 6 Maret 2024, pengumuman finalist pada 4 April 2024, Technical Meeting pada 26 April 2024, dan babak final pada 27 April 2024. LBSK XX 2024 membawakan tema “Peran Kimia dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Gen-Z”.
Kegiatan ini diawali dengan karya yang kemudian diambil 5 besar. Setiap 5 finalis kemudian dipertandingkan untuk merebutkan 3 juara, dan 2 harapan. Babak final dilakukan secara daring. Perlombaan ini diikuti oleh lebih dari 40 tim yang tersebar dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. Tim kolaborasi mahasiswa Teknik Fisika dan Teknik Nuklir yang beranggotakan Maya Rianda Mardani (Teknik Fisika 2023) sebagai ketua bersama Maulana Istar (Teknik Nuklir 2021) berhasil menjadi juara 3. Hal ini menjadi kebanggaan bagi Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika.
“Saya dan kak Maulana awalnya mencari lomba dan akhirnya menemukan informasi mengenai kompetisi LBSK XX 2024 ini dari laman media sosial. Kami kemudian berdiskusi untuk menentukan ide yang sesuai dengan tema dan sedang hangat. Lalu, tercetuslah inovasi baru yang kami bawakan dalam lomba ini. Alhamdulillah, dari proses yang dilewati bersama, kami berhasil meraih juara 3”, ujar Maya.
Tim ini menggagas ide material carbon capture and storage (CCS) dari limbah ampas tebu dengan metode dry scrabber terintegrasi dengan sistem IoT. Masalah yang dibawakan menjadi sangat penting dan masih hangat untuk diperbincangkan. Melihat banyaknya industri yang masih membuang gas buang yang umumnya didominasi oleh karbon dioksida, tim ini menawarkan solusi dengan merancang teknologi CCS berbasis Silika Gel sebagai material carbon capture yang berasal dari limbah ampas tebu yang kaya akan silika. Silika pada ampas tebu tersebut disintesis menjadi silika gel, kemudian dimodifikasi dan digunakan sebagai media CCS.
“Alhamdulillah, walaupun harus banyak membaca literatur dan diskusi rutin bahkan sampai begadang ditambah waktu itu sedang puasa Ramadhan, namun ketika meraih juara ini semua rasanya terbayarkan, Meski bukan juara 1, namun juara 3 menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami”, ujar Maulana.
Harapannya, ide yang dicetuskan akan bermanfaat khususnya dalam dunia industri yang menghasilkan emisi gas karbon. Selain itu, ide ini menjadi solusi terhadap kondisi lingkungan yang kian memburuk. Inovasi ini juga dapat mendukung program pemerintah terkait SDGs poin 13 dan net zero emission 2060. “Harapannya ide ini dapat dilihat dan didukung oleh berbagai pihak, khususnya pihak kampus sehingga dapat dilakukan penelitian yang hasilnya lebih akurat dan efektif. Semoga hasil yang kami raih dapat menginspitasi mahasiswa lain untuk turut berprestasi dan membanggakan almamater”, tambah Maulana.