Pada tanggal 20-24 Mei 2024, diselenggarakan International Conference on Nuclear Security oleh International Atomic Energy Agency (IAEA), bertempat di Vienna International Center. Acara tersebut mempertemukan berbagai ahli, profesional, dan peneliti dari seluruh dunia untuk membahas isu-isu kritis terkait keamanan nuklir. Empat mahasiswa Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada mendapat kesempatan menjadi partisipan dan belajar lebih dalam tentang keamanan nuklir dalam konferensi ini. Tiga dari empat mahasiswa itu adalah Rizal Alfariji (Rizal), Ursula Krisna Utaminingtyas Setyo Asih (Krisna), dan Gabylla Ivanka (Gaby).
Rizal dan Krisna mendapat kesempatan untuk mempresentasikan paper hasil penelitian mereka yang telah lolos seleksi abstrak dan peer review. Kedua paper tersebut berfokus pada penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan keamanan nuklir.
Rizal mempresentasikan paper berjudul “Digital Twin-Integrated Security System for Nuclear Reactor Facility with Predictive Learning Capabilities”, yang ditulis bersama Gabylla Ivanka, Siti Puput Nurhidayah, dan Handy Tri Lunar Nugraha. Penelitian ini mengkaji penggunaan teknologi Digital Twin (DT) dan pembelajaran prediktif untuk memperkuat keamanan fasilitas reaktor nuklir. Penelitian tersebut berfokus pada peningkatan keamanan fasilitas reaktor nuklir melalui teknologi Digital Twin (DT) dan pembelajaran prediktif. Fasilitas reaktor nuklir adalah aset penting dalam penyediaan listrik global, sehingga ancaman pencurian, sabotase, atau akses tidak sah perlu diatasi dengan solusi inovatif. Teknologi DT memungkinkan simulasi real-time, pemantauan, dan analisis prediktif aset fisik. Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka untuk mengkaji sistem keamanan DT di berbagai sektor dan mengadaptasinya untuk fasilitas nuklir. Sistem yang diusulkan melibatkan pelatihan algoritma mesin pada data historis untuk mengantisipasi ancaman, menyediakan simulasi virtual berkelanjutan untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman keamanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan sistem DT dapat mengurangi celah keamanan di fasilitas reaktor nuklir, memberikan akses real-time ke data penting bagi personel keamanan, dan memungkinkan mereka menangani ancaman secara proaktif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk aktualisasi sistem ini di fasilitas operasional.
Sementara itu, Krisna mempresentasikan paper berjudul “Virtual Reality System for Simulating the Nuclear Facility Security System in Indonesia“, yang ditulis bersama Jehan Al Ramadhan (first author) dan Rizal Alfariji. Penelitian ini berisi studi literatur tentang penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) untuk melatih petugas keamanan nuklir di Indonesia dengan menciptakan simulasi skenario yang realistis namun aman. Penelitian ini berfokus pada studi pustaka dan ide penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) untuk meningkatkan efektivitas sistem keamanan nuklir di Indonesia. Teknologi VR, yang menciptakan dunia virtual tiga dimensi yang mencerminkan dunia nyata, dapat mensimulasikan skenario yang terlalu berbahaya atau mahal untuk direplikasi dalam kenyataan. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif, mengkaji literatur tentang aplikasi VR di berbagai bidang dan mengintegrasikannya ke dalam sistem keamanan nuklir berdasarkan prinsip keamanan nuklir yang sudah ada. Sistem keamanan nuklir berbasis VR yang diusulkan menawarkan dua manfaat utama: pertama, memungkinkan evaluasi sistem keamanan yang ada di fasilitas nuklir; kedua, menyediakan platform untuk menunjukkan strategi mitigasi keamanan nuklir kepada publik. Namun, penggunaan teknologi VR ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk aplikasi secara aktual di lapangan.
Konferensi ini diawali dengan Ministerial Segment tanggal 20 dan 21 Mei, diikuti oleh Technical Segment yang dimulai pada tanggal 21 Mei, dimana berbagai penelitian tentang keamanan nuklir dipresentasikan oleh pembuat kebijakan, profesional, peneliti, dosen, dan beberapa mahasiswa undergraduate, termasuk Rizal dan Krisna. Selain para presenter, ada juga delegasi muda yang ditunjuk menjadi Youth Delegates dan berperan sebagai moderator dalam technical sessions.
Rizal mengungkapkan rasa syukur dan bangganya dapat membawa ide dan penelitiannya ke forum IAEA. “Berada di gedung IAEA merupakan impian dan candaan saat menjadi mahasiswa baru. Kini bisa presentasi di sini adalah suatu kebanggaan tersendiri. Kami juga mendapat banyak koneksi baru, karena para profesional di sini sangat suportif dan apresiatif terhadap presenter undergraduate seperti kami.”
“Mendapat kesempatan untuk dapat menghadiri ICONS 2024 merupakan hal yang sangat saya syukuri, terlebih lagi menjadi salah satu author dari paper yang dapat dipresentasikan di konferensi tersebut oleh Mas Rizal. Berbagai pengalaman menarik saya dapatkan, dari mengenal orang-orang hebat dibidang keamanan nuklir, mengetahui sudah seberapa jauh kemajuan dari keamanan nuklir, hingga mendapatkan motivasi dalam mengejar impian saya di bidang nuklir,” tambah Gaby.
Krisna juga menyampaikan perasaan serupa, “Saya sangat bersyukur dan bangga bisa presentasi di IAEA. Pengalaman ini memberikan banyak insight dan koneksi baru, yaitu para profesional di bidang nuklir, yang membuka pandangan saya bahwa belajar atau berkarya di luar negeri, terutama di bidang nuklir, sangat mungkin dan tidak se-mustahil itu!”
Dengan berakhirnya acara ICONS 2024, diharapkan hasil penelitian dan ide yang dipresentasikan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan keamanan nuklir di masa depan.