Society of Renewable Energy Universitas Diponegoro telah sukses menyelenggarakan Renewable Competition (RE-COM) yang terdiri dua kategori kompetisi, yakni National Essay Competition dan Infographic Competition yang bertujuan meningkatkan minat mahasiswa dalam menemukan inovasi-inovasi yang berkaitan dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dengan tema “Utilization of Green Blue-Energy in the Concept of SDGs Indonesia”, kompetisi tersebut menawarkan berbagai sub tema meliputi Lingkungan, Teknologi, Politik & Legalitas, Sosial, dan Ekonomi. Tahapan penyelenggaraan RE-COM dimulai dengan registrasi fase 1 yang berlangsung mulai 16-30 April 2024, tahap registrasi fase 2 pada 1-11 Mei 2024, tahap pengumpulan paper pada 12 Mei 2024, presentasi 25-26 Mei 2024, diakhiri dengan awarding yang berlangsung pada tanggal 15 Juni 2024 dalam puncak acara Energy Days 2024 di Universitas Diponegoro Conference Hall (Gedung ICT Lantai 5).
Dalam kompetisi ini, tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Jallaludin Mukhtafi (Teknik Nuklir UGM 2021) sebagai ketua tim, Panji Dewandaru (Teknik Fisika UGM 2021), dan Aido Marco Michael Jhosi (Teknik Nuklir UGM 2021) mengikuti kategori National Essay Competition dan berhasil menyabet Juara 1.
Jalalludin Mukhtafi selaku ketua tim menjelaskan bahwa inovasi GAMAPIERA didasarkan pada tingkat konsumsi energi di sektor transportasi mencapai 25% dan turut menghasilkan emisi CO2 sebesar 28%. Terlebih lagi, sektor transportasi khususnya kereta komuter sangat potensial untuk dijadikan pilot project karena konsumsi energi dan densitas penumpang yang tinggi. Dari permasalahan tersebut, inovasi GAMAPIERA hadir sebagai katalisator energi terbarukan di sektor transportasi.
“Pada perlombaan ini, kami merancang sebuah modul PIERA (Piezo-radio) Enegy Harvesting terintegrasi dengan IoT yang digunakan untuk memantau energi yang dihasilkan oleh tiap penumpang dan mengubahnya menjadi green credit” tambah Panji.
Artinya, energy harvesting yang bersumber dari pijakan manusia dan sinyal frekuensi radio dari sistem AFC dapat dimanfaatkan. Pijakan manusia dapat dipanen dengan Piezoelectric Energy Harvesting (PEH), sedangkan sinyal frekuensi radio dapat dipanen dengan Radio Frequency Energy Harvesting (RFEH). Sehingga energy harvesting yang didapat tiap penumpang dapat ditukar dengan green credit dengan skema imbal-balik, dimana sewaktu-waktu penumpang dapat menaiki KRL tanpa membayar sepeser-pun dengan menukar green credit miliknya.
“Hal ini dapat dijadikan contoh implementasi imbal-balik bagi pemangku kepentingan daripada kita menerapkan insentif konvensional” pungkas Aido.
“Bagi PT KAI Commuter, hal ini membuat energi fosil yang biasanya mereka gunakan sebagai sumber penerangan stasiun, pasokan listrik tenant, maupun charging station untuk smartphone dapat diganti dengan energi terbarukan yang bersih. Sehingga, penumpang semakin bergairah untuk meningkatkan mobilitas mereka agar mendapatkan green credit, dan PT KAI Commuter dapat memenuhi tujuan self-sustain public transport sekaligus mengurangi emisi GRK” lanjut Panji dengan intonasi menggebu.
Sebagai penggiat transportasi publik, Aido berharap modul PIERA ini dapat menjadi inovasi yang turut berkontribusi dalam pemanfaatan energi terbarukan dan mendukung upaya pencapaian SDGs Indonesia pada tahun 2050.