Pada tanggal 25 Juni 2024, Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan pelatihan mengenai Sistem Peringatan Dini Kebencanaan (SPDK) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelamatan Diri di Barak Pengungsian Brayut, Kelurahan Wukirsari, Sleman, Yogyakarta. Acara yang dipimpin oleh Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D., IPU ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di wilayah tersebut.
Pelatihan ini tidak hanya dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, tetapi juga melibatkan berbagai organisasi seperti ORARI, Pramuka, BPBD Sleman, Karang Taruna Dusun Brayut, dan staf Kelurahan Desa Wukirsari. Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dan koordinasi dalam upaya mitigasi bencana.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai jenis bencana yang dapat terjadi, cara kerja SPDK, serta langkah-langkah penyelamatan diri yang benar dan efektif. Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D., IPU memberikan materi mengenai teori dan praktek terkait berbagai jenis bencana, sementara Ir. Memory Motivanisman W, S.T., M.Eng., IPM menyampaikan informasi rinci tentang cara kerja SPDK dan SOP penyelamatan diri yang harus diikuti dalam situasi darurat.
Salah satu highlight dari acara ini adalah pameran produk instrumentasi yang dirancang untuk mendukung mitigasi bencana. Berbagai alat dan teknologi terbaru dipamerkan, termasuk aplikasi scaler gigi non-PLN untuk kegiatan medis lapangan yang dapat digunakan selama bencana alam. Dr. drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp. KGA memimpin sesi ini dan menjelaskan bagaimana alat tersebut dapat membantu tim medis dalam memberikan perawatan di lokasi bencana yang minim fasilitas.
Para peserta terlihat sangat antusias dan aktif berpartisipasi dalam setiap sesi pelatihan. Mereka diajarkan cara menggunakan alat-alat tersebut dan simulasi penyelamatan diri dalam berbagai skenario bencana. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan dalam situasi darurat.
Diharapkan melalui pelatihan ini, masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan resiliensi komunitas, sehingga mampu meminimalisir dampak negatif dari bencana alam yang terjadi. Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi segala kemungkinan yang ada.