
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) khususnya mahasiswa Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika. Tim debat UGM yang tergabung dalam Gadjah Mada Debate Team berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Student Debate Competition, sebuah lomba debat energi nasional bergengsi yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan The 49th Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, acara industri migas paling bergengsi se-Asia Tenggara.
Tim Gadjah Mada Debate Team terdiri dari tiga mahasiswa lintas fakultas:
- Petrus Kurniawan (Teknik Nuklir)
- Panji Dewandaru (Teknik Fisika)
- Teddy Prasetyo (Fakultas Pertanian)
Tim tersebut berkompetisi melawan 36 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), STT Migas Balikpapan, Universitas Pertamina, PEM Akamigas, dan universitas lainnya yang memiliki perhatian besar terhadap isu-isu energi dan keberlanjutan.
Lomba debat ini mengangkat tema “Transisi Energi untuk Masa Depan Indonesia yang Berkualitas” dan menggunakan format debat Asian Modified Parliamentary System, di mana tiap tim akan diundi untuk bertindak sebagai tim pro dan kontra terhadap mosi-mosi strategis seputar sektor energi. Setiap babak menantang peserta untuk berpikir kritis, menyampaikan gagasan secara logis, serta mengaitkannya dengan data dan kebijakan aktual di sektor energi.
Setelah melewati babak penyisihan dan eliminasi yang ketat, tim UGM melaju ke babak final dan menghadapi tim dari PEM Akamigas, yang sebelumnya mengalahkan ITB dalam semifinal. Dalam babak final yang berlangsung intens dan kompetitif, Gadjah Mada Debate Team berhasil memukau para dewan juri dengan kekuatan analisis, kedalaman data, dan strategi argumen yang solid.
Keberhasilan ini tidak lepas dari latar belakang keilmuan para anggota tim yang berasal dari bidang teknik dan sains. Panji Dewandaru, mahasiswa Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika yang bertanggung jawab sebagai pengatur strategi dan pembicara utama dalam beberapa sesi, menyampaikan bahwa kemenangan ini adalah bukti bahwa mahasiswa teknik tidak hanya kuat dalam aspek teknis, tetapi juga tangguh dalam komunikasi, logika, dan advokasi kebijakan.
“Dalam dunia energi, bukan hanya teknologi yang penting, tapi juga narasi dan arah kebijakan. Debat ini jadi ruang yang sangat baik bagi kami untuk menyeimbangkan logika teknis dan kemampuan menyampaikan gagasan secara strategis,” ujar Panji.
Sementara itu, Petrus Kurniawan, yang juga mahasiswa Teknik Nuklir UGM sekaligus pembicara kedua dan berperan mematahkan argumentasi lawan, menekankan pentingnya representasi mahasiswa teknik dalam forum-forum kebijakan energi.
“Isu energi sering dianggap milik para ekonom atau pembuat kebijakan. Padahal, kita yang belajar teknologinya justru punya tanggung jawab moral untuk ikut bersuara, mengkritisi, dan memberi arah. Debat ini memberi kami panggung itu,” ungkap Petrus.
Student Debate Competition sendiri merupakan bagian dari program Youth @ IPA Convex, yang bertujuan memberdayakan generasi muda dalam menjawab tantangan transisi energi. Dengan menghadirkan ruang diskusi yang kritis dan terbuka, program ini mendorong mahasiswa untuk menjadi pemikir strategis dan pemimpin masa depan energi yang berkelanjutan.
Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Teknik UGM tidak hanya unggul dalam laboratorium dan ruang kelas, tetapi juga piawai dalam mewakili suara akademik di panggung nasional. Semangat multidisipliner dan kolaboratif yang ditunjukkan oleh tim menjadi inspirasi bahwa transformasi energi masa depan membutuhkan sinergi dari berbagai bidang ilmu.
Penulis:Panji Dewandaru
Reviewer: Nur Abdillah Siddiq