Health Future Competition 2025 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Pekalongan menyediakan wadah unjuk bakat dan mengembangkan potensi yang ada dari kalangan mahasiswa sendiri agar dapat menciptakan mahasiswa yang berpola pikir kritis, sistematis, kreatif, dan inovatif melalui kebersamaan dalam kegiatan menulis yang menekankan pentingnya kolaborasi antara tiga pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan masyarakat, yaitu keilmuan, kepemimpinan, dan kompetisi, diharapkan sinergi antar ketiganya akan mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh serta semangat bersaing yang sehat dan inovatif. Tahun ini HFC mengambil tema “Sinergi Keilmuan, Kepemimpinan, dan Kompetisi dalam Mewujudkan Generasi Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas.”
Diselenggarakan pada mulai tanggal 23 April 2025 secara daring dan puncaknya yaitu acara presentasi dan awarding pada tanggal 21 Juni 2025. Dengan subtema yang mencakup Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Gaya Hidup Sehat, Kesehatan Mental: Tantangan dan Solusi bagi Generasi Muda, dan Inovasi Digital dalam Promosi Kesehatan Masyarakat. Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia mengikuti lomba Esai Health Future Competition 2025.
Sebuah karya esai yang ditulis oleh Orva Linnisa Husaina (Teknik Fisika, 2023), berkolaborasi dengan mahasiswa farmasi dan teknologi pertanian yang berjudul, “Glucocare: Inovasi Monitoring Kadar Glukosa Berbasis Aplikasi Cerdas Terintegrasi Alat Continuous Glucose Monitoring” mendapat juara 1 dalam lombaHealth Future Competition 2025 ini. Karya tersebut menghasilkan output berupa produk Glucocare sebuah inovasi untuk monitoring kadar glukosa yang terintegrasi dengan aplikasi dan alat Continuous Glucose Monitoring. Sistem ini secara otomatis mengukur dan mencatat kadar glukosa dalam cairan antar sel di bawah kulit pasien dilengkapi beberapa fitur yang dirancang untuk membantu pasien meningkatkan pola hidup sehat dan mengelola terapi sesuai dengan kondisi mereka. Inovasi ini tercipta dari latar belakang permasalahan tingginya jumlah penderita diabetes di Indonesia menempati peringkat kelima di dunia. Inovasi ini tidak hanya mengatasi tantangan kesehatan, tetapi sekaligus berkontribusi dalam pencapaian (SDGs), khususnya SDG 3, yang berfokus pada peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan bagi semua usia. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah Asta Cita dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui inovasi teknologi.


