Rezki Meidiono, S.T.. Alumni Prodi Teknik Nuklir angkatan 2010, yang saat ini berprofesi sebagai perwira TNI Angkatan Darat, dengan pangkat Letda Cpl (Corps Peralatan). Mantan finalis Mahasiswa Berprestasi UGM tahun 2014 dan Ketua UKM Judo UGM ini menceritakan pengalaman dan kesan-kesannya:
Tugas sehari-hari saya sebagai Kepala Bengkel Kendaraan Tempur di Bengkel Daerah “A” 13-41-01 Paldam XIII/Merdeka di Manado, Sulawesi Utara, adalah melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan tempur dan ringan yang dimiliki oleh Kodam XIII/Mdk agar selalu dalam kondisi siap operasi. Semua dasar-dasar keteknikan dan matematis yang saya peroleh di kampus banyak berguna pada pekerjaan saya di lapangan. Terutama untuk menganalisis masalah-masalah pada bagian-bagian kendaraan, seperti mesin dan suspensi.
Di dua tahun terakhir sebelum lulus, saya mengikuti beberapa lomba keteknikan (desain dan karya cipta) yang membutuhkan orang-orang dari berbagai disiplin ilmu teknik. Kebetulan saya adalah koordinatornya. Dari mengikuti lomba-lomba ini, saya mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuan leadership saya dan memperleh banyak pengetahuan baru dari hasil diskusi dengan teman-teman yang berasal dari keilmuan teknik lain. Dua hal inilah yang menjadi modal saya dalam melaksanakan tugas sehari-hari di TNI AD. Selain itu, olahraga judo yang saya geluti selama menjadi mahasiswa dengan mengikuti UKM Judo UGM cukup menunjang tugas sehari-hari sebagai seorang prajurit. Karena selain dituntut memiliki kemampuan teknis, prajurit juga dituntut untuk jago perang, jago menembak, jago beladiri, dan memiliki fisik yang prima.
Untuk adik-adik angkatan, selain belajar di kelas, aktiflah mengikuti lomba-lomba yang banyak diselenggarakan di luar. Selain untuk mengasah ilmu, juga dapat menambah softskill yang dimiliki. Kemudian kuasailah Bahasa Inggris sebagai modal untuk menyerap pengetahuan-pengetahuan baru yang dikembangkan di seluruh dunia. Sebagai contoh, TNI AD banyak membeli alat utama sistem pertahanan (Alutsista) baru dari luar negeri yang panduan operasional dan pemeliharaannya berbahasa Inggris. Ketika seorang perwira tidak mampu berbahasa Inggris, maka proses transfer of knowledge dan transfer of technology tidak akan maksimal kepada bawahannya, yang notabene awam, terhadap Bahasa Inggris. Saya rasa ini pun berlaku untuk bidang-bidang pekerjaan lain di luar pertahanan dan keamanan.
Untuk Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, saya memberi saran agar para mahasiswa dapat lebih didorong untuk mengikuti kegiatan lomba-lomba, terutama yang berupa karya cipta. Selain untuk meningkatkan hardskill juga dapat meningkatkan softskill yang dimiliki, yang tentu saja berguna di dunia kerja.