Paradigma negatif mengenai nuklir masih saja menjadi salah satu hal yang menahan kepercayaan masyarakat terhadap nuklir. Beragam sosialisasi mengenai nuklir telah dilakukan tetapi hingga sekarang masih belum menunjukkan signifikansi. Memanfaatkan kondisi sosial di Indonesia yang syarat akan konsep patron klien, sosialisasi nuklir perlu ditargetkan kepada patron-patron yang ada, salah satunya adalah pemuka agama. Oleh karena itu, sosialisasi nuklir terhadap pemuka agama yang lalu diharapkan menyebarkan kepada umatnya dapat menjadi salah satu jalan dalam peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap nuklir. Tantangannya adalah bahwa masih ada perspektif negatif mengenai nuklir pada pemuka agama. Para pemuka agama masih mendapatkan aliran informasi yang hanya menyatakan mengenai menyeramkannya nuklir, yang muncul dalam pikiran saat mendengar kata nuklir adalah “bom” akibet dari cerita masa lalu mengenai peristiwa Nagasaki – Hiroshima. Permasalahan tersebut menjadi permasalahan klasik yang masih terus menghambat tingkat kepercayaan dan penerimaan masyarakat Indonesia terhadap nuklir. Untuk itu Program Studi Teknik Nuklir yang dipim[pin oleh Ir. Yudi Utomo Imardjoko, M.Sc., Ph.D., mengadakan sosialisasi kepada para pemuka agama pada tanggal 17 Oktober 2019 dan 19 Oktober 2019.
Pada hari Kamis, 17 Oktober 2019 sosialisasi dilakukan di Kanwil Kemenag DIY bersama pemuka-pemuka agama Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu serta perwakilan Kemenag DIY. Sedangkan pertemuan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019 dilaksanakn di kantor PWNU. Pertemuan dihadiri oleh lembaga-lembaga di bawah NU yang terdiri dari Lembaga Bahsul Masail (LBM) PWNU DIY, Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PWNU DIY, Lembaga Dakwah (LD) PWNU DIY, Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (LAKPOESDAM) PWNU DIY, PW Muslimat NU DIY, PW GP Ansor NU DIY, dll. Pertemuan-pertemuan tersebut dipandu oleh alumni Teknik Fisika (Ahmad Rahma Wardhana, S.T., M.Sc.).
Pada saat pertemuan di Kanwil Kemenag DIY, para peserta memberikan apresiasi positif terhadap adanya forum diskusi tentang nuklir yang melibatkan mereka. Mereka mengusulkan adanya sebuah media tertulis tentang pemanfaatan teknologi nuklir sebagai panduan bagi pemuka agama untuk melakukan sosialisasi dan perlu forum-forum lanjutan yang lebih intensif dan mengena bagi masyarakat langsung. Sedangkan pada pertemuan di kantor PWNU DIY, peserta juga memberikan apresiasi positif terhadap adanya forum diskusi tentang nuklir yang melibatkan mereka. Mereka juga mengharapkan adanya sosialisasi yang lebih intensif dan data bekerja sama dengan UNU (Universitas Nahdlatul Ulama). PWNU juga berharap data bekerjasama dalam memanfaatkan teknologi nuklir pada fasilitas radiologi dan kedokteran nuklir RSNU. Peserta juga mengusulkan adanya perubahan konsep dalam sosialisasi pada masyarakat, yakni menghindari menyebut keterkaitan nuklir dengan isu perang dan senjata. Fokus sosialisasi beralih kepada kemanfaatannya yang begitu banyak.