Di tengah hiruk pikuk penanganan pandemi Covid-19, berbagai masalah muncul. Salah satunya adalah kenaikan kebutuhan masker medis bagi tenaga kesehatan. Tercatat di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya saja membutuhkan 5.000 masker medis tiap harinya. Kenaikan permintaan tentu saja berimbas kepada kenaikan harga masker medis di pasar yang ternyata 100% impor. Di sisi lain banyak UMKM yang tumbang karena kehilangan pelanggannya.
Melihat kenyataan tersebut, Danang Widoyoko, alumni Teknik Nuklir 1991, merasa terpanggil untuk menyingsingkan lengan baju bagi bangsa dan negaranya. Beliau mengumpulkan pengrajin sepatu di Mojokerto untuk membuat masker medis yang dibutuhkan. Tujuannya adalah mengeliatkan roda ekonomi UMKM
di Mojokerto sekaligus menyediakan masker medis bagi tenaga kesehatan dengan harga terjangkau.
Tiadanya bekal tentang pembuatan masker medis tidak menyurutkan langkahnya. Mas Danang membeli beberapa merek masker medis dan kemudian membedahnya untuk dipelajari dan didiskusikan dengan para pengrajin sepatu. Mesin-mesin press sepatu milik para pengrajin dimodifikasinya menjadi mesin press masker medis. Kekhawatiran pelanggan tentang tingkat sterilitas produknya dijawabnya dengan mencari teknologi sterilisasi yang murah dan cepat. Ilmu yang beliau peroleh di Teknik Nuklir membawanya ke pilihan iradiasi menggunakan electron beam.
Akhirnya setelah mendapatkan ijin edar dari Pemda setempat, kerja kerasnya berbuah hasil. Dimulai dari pesanan dari klinik-klinik milik teman-temannya dokter, saat ini sudah berhasil memproduksi 5 ribu masker per hari. Gubernur Jawa Timur bahkan menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat kerjanya. “Kerja keras, ketekunan dan keuletan merupakan kunci sukses” kata mas Danang.
BRAVO RAYIMAS DANANG!!
TERUS BERKREASI, JANGAN BERHENTI!!
BRAVO RAYIMAS DANANG!!
JANGAN BERHENTI BERKREASI!!
Mantap ikut bangga hasil karya anak bangsa..