HTR 2021 merupakan konferensi internasional dengan topik utama (high-temperature gas-cooled reactor) HTGR dan teknologi aplikasi heat process. Selain mengadakan Paper Competition, acara tersebut juga melaksanakan Youth Competition yang pada kali ini berkesempatan diikuti oleh Tim Eureka. Tema dari Youth Competition kali ini adalah ”Showcase Reactor Technology” melalui pendekatan “new generation” dan metode inovatif untuk melebarkan jangkauan dan audiensi. Dari kompetisi ini, generasi muda dari rentang umur 18 hingga 30 tahun diajak untuk memperkenalkan nuklir kepada masyarakat dengan metode yang inovatif.
Tim Eureka terdiri dari Imam Bayu Prasetya, Yessika Natalia Chelsie, dan Theo Aden Kusuma yang merupakan mahasiswa Teknik Nuklir Angkatan 2018. Tim tersebut berhasil lolos hingga tahap grand final dan mendapatkan juara Runner Up. Proyek yang dibawa tim Eureka ada Reactor Builder Board Game. Permainan edukatif ini terinspirasi dari permainan board game monopoli di mana pada permainannya sangat menekankan pemain untuk menaati peraturan yang ada pada game. Permainan ini dilengkapi dengan informasi terkait sistem kogenerasi nuklir HTGR pada industri perminyakan, desalinasi air laut, dan produksi hidrogen. Informasi yang diberikan dituangkan dengan bahasa yang mudah dan melalui permainan yang menyenangkan. Informasi kogenerasi nuklir dikemas dan dikolaborasikan dengan informasi bagaimana pemain dapat memenangkan permainan sehingga secara tidak langsung pemain dapat teredukasi saat permainan berlangsung. Game juga dikemas dengan mengenalkan informasi-informasi dasar tentang siklus hidup reaktor dan tempat-tempat yang terkait pada industri kenukliran. Selain itu, kembali populernya game board di masyarakat juga menjadi dasar pertimbangan karena akan dimudahkannya akses masuknya game ke masyarakat, khususnya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar maupun menengah.
Adapun sebelum tim Eureka mempresentasikan proyeknya dalam kompetisi HTR 2021, selama hampir dua bulan (1 April 2021 hingga 28 Mei 2021) tim melakukan tahapan implementasi yang dimonitor secara langsung oleh panitia lomba. Selama presentasi, diberikan waktu 15 menit untuk salah satu perwakilan tim menjelaskan tahapan implementasi yang telah dilakukan tim dan upaya pengembangan projek tim ke depannya. Pemenang lomba ditentukan dari relevansi proyek ke topik perlombaan, inovasi dari projek, dan implementasi yang dilakukan. Juri yang menilai terdiri dari lima orang dari berbagai background seperti USNC, IAEA, European Nuclear Society, Nuclear Research & Consultancy Group, LIPI, dan BATAN. Tim Eureka yang memenangkan posisi runner up mendapatkan hadiah dan sertifikat yang mana hadiahnya dapat digunakan untuk terus mengembangkan projek Reactor Builder dari tim.
Dari perlombaan ini, tim Eureka menyampaikan bahwa mereka selalu mendapati ruang untuk terus belajar, berkolaborasi, dan berkembang. Tidak hanya masing-masing individu tim sendiri, namun diharapkan dari proyek ini ke depannya dapat tercipta friendly nuclear society di Indonesia sehingga perkembangannya dapat diterima dan diaplikasikan secara bijak di masa mendatang. Selaku ketua tim, Bayu berpesan kepada mahasiswa DTNTF, “Pesan saya untuk teman-teman, mencoba mengutip salah satu perkataan Feynman, beliau berkata ‘Don’t use your energy to worry! Use your energy to believe, to create, to learn, to think, and to grow. “Jangan ragu untuk take opportunity yang ada di depan dan invest sebanyak-banyaknya hal positif ke dalam diri teman-teman.”
Keren Mas Bay, Yessica, Theo