International Youth Summit for Renewable Energy (IYSRE) Global Case Competition merupakan lomba skala international bagi pemuda untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan ide di bidang energi terbarukan di Indonesia. Perlombaan terdiri dari 3 cabang lomba, yaitu business case, geothermal case, dan waste-to-energy. Waste to Energy (WTE) Case Competition merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy Nasional bekerja sama dengan PT. Kaltimex Energy, bertujuan untuk memberdayakan pemuda membawa mereka ke luar kelas, memperluas hubungan internasional, dan memberi paparan situasi pengelolaan limbah dunia nyata. Kompetisi ini memberikan kesempatan kepada pemuda untuk mengevaluasi dampak energi, ekonomi, dan lingkungan dari pengolahan WTE. Melalui beberapa fase yang dilengkapi dengan program mentoring, pemuda ditantang untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan strategi inovatif untuk memecahkan masalah WTE dengan bekerja dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
Fase perlombaan tediri dari 3 tahap, yaitu preliminary phase, second phase, dan, final phase. Preliminary phase merupakan tahapan awal di mana partisipan melakukan registrasi dan harus mengumpulkan esai tentang suatu tema spesifik dari suatu kasus permasalahan sampah yang ada di Indonesia. Esai yang dibuat akan menjadi pertimbangan dalam penyihan dari preliminary phase. Imam Bayu Prasetya yang akrab dipanggil Bayu, merupakan mahasiswa Teknik Nuklir Angkatan 2018 berhasil lolos tahap awal seleksi dengan esai berjudul “Utilization of Irradiation Technology for the Conversion of Water Hyacinth Waste Biomass in Rawa Pening into Bioethanol as an Alternative Fuel”. Topik esai ini diangkat melalui pengalaman yang diperoleh Bayu saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM di Kecamatan Banyubiru. Laju pertumbuhan eceng gondok di Danau Rawa Pening yang cepat menimbulkan permasalahan bagi ekosistem danau, mengganggu akses nelayan, dan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Dengan pemanfaatan teknologi iradiasi, biomassa dari eceng gondok dapat dikonversi menjadi bioetanol yang dapat menjadi sumber energi bagi masyarakat di sekitar Rawa Pening.
Pada tahap selanjutnya Bayu tergabung dalam kelompok 3, Energengs, bersama dengan Azwir dan Richard, mahasiswa Universitas Indonesia – diminta untuk menyelesaikan studi kasus “Manggar Waste Management Project”, di mana tim diibaratkan sebagai sebuah vendor yang menawarkan produk rancangan teknologi waste to energy, desain pembangkit, proses pengolahan, dan analisis finansial. Dengan memanfaatkan teknologi sorting complex, biogas technology, dan pyrolysis technology, Energengs berhasil membuat rancangan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi beserta dengan analisis finansial dari proyek tersebut. Hasil penyelesaian studi kasus disajikan dalam sebuah proposal proyek dengan tenggat pengerjaan selama 2 minggu dan juga presentasi pitch deck yang dilakukan pada 18 September 2021. Bayu dan tim berhasil keluar sebagai Juara 1 dengan skor akhir 80,14 dan Juara 2 presentasi dengan skor 12,03.
Dalam proses perlombaan, Bayu dan tim telah melakukan berbagai riset teknologi yang proven untuk diterapkan beserta dengan biaya dari teknologi tersebut. Selanjutnya, dilakukan pencarian referensi proposal yang baik dari berbagai vendor pembangkit waste to energy beserta dengan tampilan desain yang baik. Pelaksanaan lomba secara daring sehingga dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi yang baik untuk memperoleh karya yang maksimal. Semoga ke depan perkembangan renewable energy di Indonesia semakin maju untuk mewujudkan energi di Indonesia yang ramah lingkungan, bersih, dan mandiri. Selaku ketua tim, Bayu berpesan kepada mahasiswa DTNTF, “Pesan saya untuk teman-teman, sekarang bukan waktunya untuk cuma berkompetisi tapi lebih dari itu, sekarang zamannya untuk berkolaborasi. Dengan siapapun itu, mau beda jurusan, beda univ, ataupun, beda negara, mulai bangun jejaring. Semangat terus untuk teman-teman TNTF, semoga kita selalu dapat menginspirasi!”