Jasmerah (‘Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah’), itulah yang perlu ditekankan kepada masyakarat pada umumnya dan Sivitas Akademika DTNTF pada khususnya. Sejarah DTNTF dimulai pada 29 Agustus 1977, Dekan Fakultas Teknik UGM pada saat itu Ir. Soetojo Tjokrodihardjo secara resmi membuka jurusan baru di UGM yaitu Jurusan Teknik Nuklir (waktu itu bernama Bagian Teknik Nuklir). Penyelenggaraan pendidikan dilakukan pada tingkat sarjana selama 4 (empat) semester.
Adapun Ketua Bagian Teknik Nuklir pertama adalah Drs. H.C. Yohannes dari Bagian Teknik Listrik UGM. Saat didirikan, Bagian Teknik Nuklir belum memiliki dosen tetap, oleh karena itu diperbantukan oleh dosen dari luar bagian. Dosen-dosen tersebut berasal dari FIPA UGM (Fisika, Kimia, Matematika), Fakultas Teknik UGM (Teknik Listrik, Teknik Mesin, Teknik Kimia), dan BATAN (Puslit GAMA, mulai tahun 1980 menjadi Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi/PPBMI).
Dalam sejarahnya, mengingat kedudukan Bagian Teknik Nuklir UGM sebagai pendidikan sarjana teknik nuklir pertama dan satu-satunya di Indonesia, maka penyusunan silabus pendidikan di awal pendiriannya mengacu sepenuhnya pada silabus luar negeri. Tentu dengan menyesuaikan pada kebutuhan Indonesia yang masih pada tahap awal perintisan PLTN dan industri nuklir. Informasi tentang silabus luar negeri diperoleh dari pengalaman para dosen BATAN, Fakultas Teknik dan FIPA UGM yang pernah studi di mancanegara.
Visi Jurusan Teknik Nuklir yang mulanya terbatas pada bidang energi nuklir kemudian merambah ke bidang non-energi nuklir. Hingga kemudian tahun 1998, Jurusan Teknik Nuklir memiliki 2 (dua) program studi yakni Program Studi Tekni Nuklir dan Program Studi Fisika Teknik.
Tiga tahun berselang, pada 25 Juli 2001 nama Jurusan Teknik Nuklir diubah menjadi Jurusan Teknik Fisika Hal tersebut untuk mengatasi stagnasi yang melanda disiplin akademik teknik nuklir. Sebagaimana disampaikan Ketua Jurusan Teknik Nuklir UGM waktu itu yakni Ir. Yudiutomo Imardjoko, M.Sc., Ph.D., perubahan tersebut merupakan “usaha positif dalam menghadapi era globalisasi, otonomi perguruan tinggi dan pengabdian para dosen” dalam menjamin mutu pendidikan tinggi. Ini mengingat kendala utama Jurusan Teknik Nuklir yakni disiplin ilmu yang terbatas pada kalangan tertentu saja.
Nama yang saat ini dipakai yakni Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) baru disahkan pada tahun 2016, berubah nama dari Jurusan Teknik Fisika. Pada tahun 2022 ini di ulang tahunnya yang ke 45, DTNTF telah meluluskan lebih dari 2000 wisudawan dan wisudawati.
Untuk memperingati ulang tahun ke 45 (29 Agustus 1977-29 Agustus 2022), DTNTF juga menyelenggarakan syukuran tumpengan yang dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan mahasiswa dari Keluarga Mahasiswa Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF).