Teknologi pemagnetisasi air atau Magnetized Water Device dapat mengolah sistem irigasi perkebunan menjadi lebih berkualitas. Bermitra dengan Agrowisata Jogja Anggur, teknologi pemagnetisasi air diimplementasikan oleh Mahasiswa UGM yakni Maulana Istar (TN2021), Aristo Bima (TF2020), Petrus Kurniawan Kleden (TN2021), Muhammad Naufal Rozaan (TF2020), dan Hanin Aulia Rahma (Faperta) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan IPTEK (PKM-PI) UGM dan memperoleh sumber dana dari Kemendibudristek. Tim tersebut dibimbing oleh Dr. Nur Abdillah Siddiq, S.T.
“Teknologi ini banyak dikembangkan di luar negeri dan berhasil meningkatkan kualitas tanaman perkebunan, sayangnya di Indonesia sendiri masih sangat awam dalam penerapannya” ujar Maulana.
Hal tersebut yang mendorong Maulana dkk untuk mengembangkan teknologi ini dan menerapkan pada mitra Agrowisata Jogja Anggur yang terletak di Bantul DIY. Kebaruan dari teknologi pemagnetisasi air yang dirancang adalah integrasi dengan sistem pendingin temperatur air dan sistem elektronis sebagai sumber energi untuk pengoperasian peralatan dari panel surya.
“Disini, tanaman sering kali terkena hama Trips dan Powdery Mildew yang dapat merusak tanaman. Terkadang juga ada pemadaman dadakan sehingga kami tidak dapat menyiram tanaman” ujar Danang pimpinan Jogja Anggur.
Penerapan teknologi pemagnetisasi air ini diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang ada di mitra. Petrus selaku anggota tim menambahkan bahwa teknologi ini dapat meningkatkan kualitas tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Dan harapan kedepannya dapat meningkatkan profit yang didapatkan oleh mitra.
Dari hasil sementara yang dipantau oleh mitra, penyiraman tanaman menggunakan teknologi ini berhasil mempercepat pertumbuhan tanaman dibanding penyiraman dengan air biasa. Kecepatan ini dilihat dari jumlah daun dan tinggi batang pada bibit tanaman anggur.