Gemastik atau Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan program Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa Indonesia, sehingga mampu berperan sebagai agen perubahan dalam memajukan TIK dan pemanfaatannya. Tahun ini GEMASTIK digelar untuk ke-17 kalinya dengan tema “TIK untuk Peningkatan Pelayanan Publik Menuju Masyarakat Indonesia yang Sejahtera”.
Gemastik XVII diselenggarakan pada tanggal 22 s.d. 26 September 2024 bertempat di Universitas Negeri Semarang. Pembukaan Gemastik XVII 2024 dilaksanakan pada hari Senin 23 September 2024. Ajang Perlombaan Gemastik dilakukan pada tanggal 23 s.d 24 September 2024. Penutupan Ajang Gemastik XVII dilaksanakan pada 25 September 2025.
Ajang Gemastik tahun ini diikuti oleh 64 perguruan tinggi yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia yang terbagi menjadi 11 divisi. Tahun ini, terdapat 13 tim dari Universitas Gadjah Mada yang ikut berlaga dalam Ajang Gemastik XVII. Salah satunya adalah tim GAMAPALA yang terdiri dari Jalalludin Mukhtafi (Teknik Nuklir 2021), Panji Dewandaru (Teknik Fisika 2021) dan Petrus Kurniawan Kleden (Teknik Nuklir 2021), dengan pembimbing Ir. Yuris Mulya Saputra, S.T., M.Sc., Ph.D., SMIEEE (Sekolah Vokasi).
Tim GAMAPALA menjadi satu-satunya perwakilan UGM dari Divisi 9 Piranti Cerdas, Sistem Benam & IoT. Divisi ini mengharuskan setiap tim menghasilkan laporan akhir, prototipe karya, dan makalah. Mengangkat tema monitoring radiasi, tim GAMAPALA mengusung karya GAMAPALAPA (Gadjah Mada Payload for Aerial Vehicle Application): Sistem Deteksi Radiasi Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Fotogrametri Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Pengelolaan Kawasan Berkelanjutan. Karya tersebut sukses menghantarkan mereka meraih Medali Perak (Juara II).
Jalalludin Mukhtafi selaku ketua tim menjelaskan bahwa inovasi GAMAPALAPA didasari pada temuan zat radioaktif di perumahan Batan Indah, Serpong tahun 2020 dan tingginya paparan TENORM/NORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials) di industri pertambangan serta oil & gas. Hal tersebut mengindikasikan kurangnya aspek keamanan radiasi dan berpotensi menambah limbah nuklir. Oleh karena itu, diperlukan sistem deteksi radiasi jarak jauh menggunakan UAV. Salah satu teknologi yang digunakan adalah drone, di mana pada GAMAPALA, drone berfungsi sebagai media terbang untuk membawa payload dan dikendalikan secara otomatis menggunakan GCS Mission Planner.
“Payload GAMAPALAPA didesain menggunakan teknologi 3D-Printing dan terdiri dari sensor Geiger-Müller Counter untuk deteksi radiasi, ArduCam untuk mapping, serta Ultrasonic untuk ketinggian. Adapun untuk pengisian daya, kami mengimplementasikan sistem WPT (Wireless Power Transfer) sehingga pengisian daya dapat dilakukan secara wireless dan tanpa kontak dengan pengguna, sehingga pengguna tidak terpapar radiasi dari payload ketika selesai melakukan monitoring” Tambah Panji Dewandaru.
Petrus menambahkan bahwa pengguna dapat mengakses data radiasi secara real-time di ThingSpeak dan peta heatmap radiasi 2D & 3D hasil post-processing di Website. Selain itu, GAMAPALAPA juga dilengkapi dengan algoritma prediksi sebaran radiasi dengan memanfaatkan API Digital Forecast milik BMKG, sehingga sebaran radiasi dapat dipantau secara periodik dan dimitigasi lebih awal oleh BATAN & BAPETEN.
“Dengan slogan ‘make radiation safer’, GAMAPALAPA diharapkan dapat segera menjadi produk MVP (Minimum Viable Product) dengan skema Business-to-Consumer (B2C) dalam bidang lingkungan khususnya pemantauan radiasi lingkungan, meningkatkan nilai ergonomi suatu perusahaan dalam melakukan monitoring radiasi dengan integrasi Health, Safety, and Environment (HSE), dan meningkatkan efisiensi operasional fasilitas yang menggunakan radiasi dengan penggunaan sistem monitoring terpadu” Pungkas Panji Dewandaru di akhir wawancara.
Terakhir dan tidak kalah penting, Tim GAMAPALA turut berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu di belakang layar, yakni Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D., IPU (Fakultas Teknik) selaku Kepala Laboratorium SSTK DTNTF UGM, Prof. Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D (Fakultas Teknik) selaku pembimbing dari Komatik UGM, dan Dr. Fahmizal, S.T., M.Sc (Sekolah Vokasi) selaku fasilitator teknis.