Badan Riset Ilmu Sosial (BARIS) di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya menyelenggarakan Lomba Esai Nasional 2020 (LEON 2020). Tema yang diangkat adalah “Upaya Generasi Milenial dalam Mengoptimalkan Era New Normal”. Harapannya para mahasiswa dapat menuangkan ide dan pemikirannya dalam menanggapi penerapan new normal saat ini serta berupaya dalam menerapkan new normal yang lebih optimal. Selain itu, LEON 2020 juga merupakan ajang bergengsi dalam mengajak mahasiswa seluruh Indonesia agar tetap produktif di masa pandemi, membangun kekritisan dan kepedulian mahasiswa di kala pandemi, serta terus membuka mata dalam merespon segala bentuk keresahan masyarakat terhadap dampak COVID-19 dengan berkontribusi melalui kepenulisan ilmiah. Lomba ini terdiri dari beberapa sub tema yang di antaranya adalah pendidikan, ekonomi, lingkungan, sosial budaya, pariwisata, kesehatan, teknologi, dan politik.
Total peserta yang mengikuti lomba LEON pada tahun 2020 berjumlah 108 peserta yang berasal dari 59 universitas dan sekolah tinggi di Indonesia. Seleksi dilakukan secara dalam jaringan (daring). Kemudian dipilih 10 finalis yang akan mempresentasikan karyanya di depan dewan juri. Mahasiswa Teknik Nuklir UGM yakni Rakhmat Eko Saputro (TN 2019) di bawah bimbingan Dr. Nur Abdillah Siddiq berhasil meraih juara 2 pada Lomba Esai Nasional. Esai tersebut terinspirasi dari penelitian yang dilakukan oleh Buanano, David J brenner beserta rekannya dari Columbia University mengenai keefektifan sinar far-UVC dalam menginaktivasi virus corona.
Esai yang dibuat berjudul “Pintu Disinfeksi Otomatis Berbasis Sinar Far-UVC (Pintu Dinosfar) Sebagai Fasilitas Disinfeksi Umum di Masyarakat Pada Era New Normal”. Pintu ini berupa gerbang dengan ukuran lebar x panjang x tinggi sebesar 40 cm x 120 cm x 230 cm yang dilengkapi dengan instalasi lampu UV dengan panjang gelombang 222nm. UV dengan Panjang gelombang sebesar 222nm memiliki efektivitas yang cukup baik untuk menginaktivasi virus dan bakteri namun aman bagi sel tubuh manusia meskipun dipaparkan dalam dosis tinggi. Alat ini juga bersifat otomatis pada penggunaannya karena dilengkapi sistem otomasi sensor menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 dengan mikrokontroler. Alat ini diharapkan mampu menjadi fasilitas disinfeksi umum pada era new normal yang diimplementasikan pada tempat-tempat dengan peluang yang tinggi untuk transmisi Covid-19 sehingga era new normal dapat kita optimalisasi dengan sangat baik. Desain pintu Dinosfar dan mekanisme kerja dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Rakhmat eko berpesan “Harapan saya untuk mahasiswa DTNTF ke depan ialah semoga dapat terus berprestasi dan mengharumkan nama departemen, fakultas, dan universitas serta terus berinovasi demi menebar kebermanfaatan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.”
Ditulis oleh Dr. Nur Abdillah Siddiq