
Yogyakarta, 2021 – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus memastikan kesehatan dan keselamatan dalam proses pembelajaran, Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat. Melalui hibah senilai Rp10.000.000,-, tim akademisi DTNTF menggulirkan program Edukasi Adaptasi Penghuni pada Tuntutan Kesehatan dan Keselamatan dalam Lingkungan Kerja/Sekolah sebagai Upaya Menuju Blended Learning, yang secara khusus diterapkan di TK ABA se-Sedayu. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan pembelajaran pascapandemi dengan pendekatan yang aman, nyaman, dan adaptif.
Gambar 1. Serah Terima secara simbolis Exhaust Fan
Kompetensi Dosen dan Kolaborasi Interdisipliner
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr.Eng. Ir. Dwi Joko Suroso, S.T., M.Eng. dengan melibatkan tim akademisi dengan kompetensi tinggi di berbagai bidang. Partisipasi aktif dari Ir. Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D., Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T., IPU., Prof. Dr. Ir. Faridah, S.T., M.Sc., IPU., Dr. Eng. Ir, Mohammad Kholid Ridwan, S.T., M.Sc., IPU., serta beberapa dosen lainnya, menjadikan program ini kaya akan perspektif ilmiah dan metodologi pengajaran yang relevan. Dengan pengalaman luas di bidang teknik nuklir dan teknik fisika, tim ini memastikan bahwa edukasi yang diberikan tidak hanya berbasis teori, tetapi juga dilengkapi dengan aplikasi praktis yang sesuai dengan kebutuhan para tenaga pengajar.
Gambar 1. Sesi foto bersama
Selain melibatkan para dosen, program ini juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Mahasiswa dari jenjang S1 dan S2 turut serta dalam penyusunan materi edukasi, serta terjun langsung ke lapangan untuk mendampingi para guru dalam memahami dan menerapkan standar kesehatan dan keselamatan di lingkungan sekolah. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa, tetapi juga memperkuat sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
Pendanaan dan Implementasi Program
Dengan total pendanaan sebesar Rp10.000.000,-, program ini dirancang secara cermat agar setiap dana yang dialokasikan dapat memberikan dampak maksimal. Sebanyak 30% dari anggaran dialokasikan untuk honorarium narasumber, penyusunan materi, serta tenaga asisten yang membantu pelaksanaan kegiatan. Sejumlah 40% dana digunakan untuk pengadaan berbagai perlengkapan edukasi, termasuk modul pembelajaran, masker, konsumsi peserta, face shield, serta cairan disinfektan guna memastikan kegiatan berlangsung dengan aman. Sisanya, yaitu 30%, digunakan untuk biaya transportasi dan perlengkapan tambahan seperti sertifikat peserta, alat tulis kantor, poster informasi, souvenir, hingga standing banner dan tote bag bagi peserta sebagai media penyebarluasan informasi lebih lanjut.
Pelaksanaan program berlangsung selama tujuh bulan, dimulai dari Mei hingga November 2021. Kegiatan ini terbagi dalam tiga tahap utama. Tahap pertama adalah Focus Group Discussion (FGD), di mana para akademisi dan tenaga pengajar berdiskusi untuk menyusun strategi edukasi yang efektif. Tahap kedua merupakan pelaksanaan sosialisasi secara luring, di mana para guru mendapatkan pelatihan langsung dengan metode learning by doing untuk memahami kebijakan serta prosedur operasional standar (SOP) dalam menghadapi pembelajaran blended learning. Tahap ketiga adalah penyusunan laporan evaluasi serta dokumentasi kegiatan, yang tidak hanya berfungsi sebagai bahan refleksi bagi peserta, tetapi juga sebagai model yang dapat diadaptasi oleh institusi pendidikan lainnya.
Kontribusi terhadap Pencapaian SDGs
Program ini secara langsung berkontribusi terhadap pencapaian beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya:
- SDG 3: Good Health and Well-being – Dengan memberikan edukasi mengenai protokol kesehatan dan keselamatan di lingkungan sekolah, program ini memastikan bahwa transisi ke pembelajaran tatap muka dapat berlangsung dengan aman, baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik.
- SDG 4: Quality Education – Implementasi blended learning yang lebih terstruktur dan aman diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para siswa tetap mendapatkan pengalaman belajar yang optimal di tengah situasi yang terus berkembang.
- SDG 17: Partnerships for the Goals – Program ini merupakan bentuk kerja sama erat antara akademisi, mahasiswa, dan institusi pendidikan, menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan sistem pendidikan yang lebih tangguh dan adaptif.
Dampak dan Harapan Masa Depan
Keberhasilan program ini ditandai dengan meningkatnya kesiapan tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan blended learning, terutama dalam memastikan aspek kesehatan dan keselamatan di lingkungan sekolah. Para guru yang terlibat dalam program ini merasa lebih percaya diri dalam menyusun serta menerapkan kebijakan kesehatan yang sesuai dengan kondisi sekolah mereka. Selain itu, adanya pelatihan berbasis learning by doing memungkinkan peserta untuk langsung mengaplikasikan protokol kesehatan yang telah dipelajari dalam situasi nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan aplikatif.
Tak hanya berdampak pada tenaga pendidik, program ini juga memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan orang tua. Dengan adanya edukasi ini, lingkungan belajar di TK ABA se-Sedayu menjadi lebih aman dan nyaman, menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan anak-anak. Selain itu, kesadaran tentang pentingnya protokol kesehatan semakin meningkat, yang diharapkan akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir.
Di masa depan, DTNTF UGM berharap bahwa inisiatif ini dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain, baik di tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, maupun menengah. Program ini bisa menjadi model bagi institusi pendidikan lain dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih adaptif, dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Untuk mencapai tujuan ini, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas pendidikan, serta lembaga non-pemerintah, perlu terus diperkuat.
Sebagai institusi akademik yang memiliki tanggung jawab sosial, DTNTF UGM berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, DTNTF UGM siap mendukung transformasi pendidikan yang lebih inklusif dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.