Tim Boaventura yang beranggotakan Noor Fahima Wardaningrum (Teknik Nuklir 2022) sebagai ketua bersama [...]
Kompetisi Renewable Energy Innovation Festival (REVEAL) merupakan kompetisi yang diselenggarakan [...]
Program Studi Sarjana Teknik Nuklir UGM merupakan salah satu program studi yang berada di bawah naungan [...]
Praktisi Mengajar adalah salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi [...]
“Pergi ke kota kembang dengan semangat
Pulang ke Yogyakarta [...]
International Creative Innovation Idea Competition (ICIIC) 2024 adalah kompetisi untuk mendorong kreativitas [...]
Lomba Esai World Veterinary Day 2024 merupakan kompetisi individu/perorangan yang diselenggarakan [...]
Sejumlah civitas akademika Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) FT UGM menghadiri [...]
Sesuai dengan namanya, kelas Praktisi Mengajar ini berisi pemaparan materi dari sejumlah praktisi berpengalaman di bidang Manajemen Proyek, antara lain seperti Alfian Nur Mahendra (Vice President Business Development & Global Partnership at PT Len Industri), Reindy Dwien S (Project Manager at PT Len Industri), serta Theodorus Tio Wibowo (Senior Supervisor O&M Renewable Energy at PLNIP – ITH). Setidaknya ada 5 materi yang disampaikan oleh para praktisi tersebut, mulai dari konsep manajemen proyek, manajemen resources & fund, manajemen sumber daya, manajemen risiko dan peluang, hingga manajemen mutu. Kegiatan ini sendiri berlangsung dalam 2 sesi, yakni mulai pukul 09.30 – selesai dan 15.30 – selesai.
Secara keseluruhan, kegiatan Praktisi Mengajar yang diadakan oleh DTNTF UGM ini berjalan dengan lancar. Selepas acara, para praktisi juga berkesempatan untuk mengunjungi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Kedung Kuning yang terletak di Desa Wisata Plosokuning, Kalurahan Bangunkerto, Turi, Sleman. PLTMH ini merupakan salah satu proyek mahasiswa DTNTF, yang dipimpin oleh Raihan Falah Rabbani, mahasiswa program studi Teknik Fisika angkatan 2020.
Tim mahasiswa DTNTF adalah tim yang terdiri dari Fajar Rasyid Ariandhika sebagai ketua, Yos Widhisastana, Haliz Majid, Christiano Neil Imantaka, dan Arnoldo Gueveron M. L. S. dari program studi Teknik Fisika dan Teknik Nuklir angkatan 2023. Esai tim tersebut berjudul “EKA-BUDI: E-PUSTAKA BUDAYA INDONESIA SEBAGAI APLIKASI PLATFORM EDUKASI KARYA NUSANTARA MENGGUNAKAN AUGMENTASI 3D DIGITAL DENGAN AI-ASSISTED PHOTOGRAPHIC RENDERING DALAM UPAYA LITERASI DAN GLOBALISASI BUDAYA INDONESIA.” Dalam perhelatan National Education Competition, esai tersebut meraih Medali Perunggu.
Keberagaman budaya Indonesia adalah aset berharga yang harus dijaga, meskipun globalisasi membawa masuk budaya asing. Tantangan untuk mempertahankan semangat nasionalisme semakin besar karena budaya asing mudah diserap melalui teknologi tanpa filtrasi yang memadai. Generasi muda perlu memiliki kesadaran untuk menjaga kearifan lokal sambil mengadopsi inovasi positif. Pendidikan dan kesadaran budaya harus ditingkatkan agar semangat nasionalisme tetap terjaga di era globalisasi.
Gagasan utama dari karya ini adalah pengenalan dan pelestarian budaya lokal Indonesia melalui platform digital yang inovatif bernama EKA-BUDI. EKA-BUDI merupakan aplikasi e-pustaka budaya Indonesia yang menggunakan teknologi augmentasi 3D digital dan AI-assisted photographic rendering untuk menghadirkan pengalaman belajar interaktif tentang warisan budaya Nusantara. Melalui arsip digital yang menampilkan berbagai karya seni rupa dan seni panggung dalam format 3D interaktif, pengguna dapat mengeksplorasi kekayaan budaya dengan cara yang menarik dan mendalam. Manfaat dari aplikasi ini mencakup peningkatan literasi budaya, pelestarian karya budaya lokal, dan penyediaan sumber pengetahuan yang komprehensif serta dapat diakses oleh berbagai kalangan. Selain itu, EKA-BUDI memudahkan pemerintah daerah dan lembaga pendidikan dalam mengarsipkan dan mempresentasikan budaya mereka dengan akurasi dan keindahan, sekaligus mendukung inovasi dalam pendidikan dan promosi budaya di era globalisasi.
“Diharapkan dengan esai ini akan meningkatkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap budaya-budaya Nusantara, juga sebagai bentuk memperkenalkan budaya Nusantara ke kancah internasional,” kata Yos Widhiastana, Teknik Fisika 2023.
“Jangan takut melangkah, baik dalam langkah kecil maupun besar, karena meskipun di hadapan ribuan peserta tingkat nasional dan dengan pengalaman yang minim, ini bisa menjadi batu loncatan menuju masa depan yang lebih gemilang,” kata Fajar Rasyid Ariandhika, Teknik Fisika 2023.