Saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia di semester awal tahun 2020, hampir seluruh kegiatan berhenti, termasuk juga kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Program Studi Sarjana Teknik Nuklir UGM. Kegiatan-kegiatan yang tadinya dilaksanakan secara luring harus diganti menjadi kegiatan daring. Hal tersebut mendorong para dosen Program Studi Sarjana Teknik Nuklir, untuk merancang ulang kegiatannya termasuk kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Salah satu hal yang dipikirkan adalah tidak ada satupun aspek layanan medis yang terbebas dari COVID-19, termasuk Departemen Radiologi, Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir. Dalam lingkungan tersebut, terdapat mobilitas yang tinggi baik dari pasien, keluarga pendamping, dokter, perawat, dan petugas medis lainnya. Dengan demikian, lingkungan tersebut dapat menjadi sumber penularan virus. Hal ini dapat membahayakan pasien mengingat pasien mempunyai imunitas yang relatif lebih rendah daripada orang sehat. Berdasarkan pemikiran tersebut maka disusunlah Pedoman Praktis Layanan Radiologi, Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir Selama Pandemi COVID-19 oleh para dosen.
Dokumen tersebut disusun berdasarkan pada petunjuk keselamatan dan proteksi terhadap COVID-19 yang diberikan oleh WHO, IAEA, dan berbagai asosiasi profesi internasional yang bergerak di bidang radiologi, radioterapi, dan kedokteran nuklir (seperti SNMMI dan ASNC). Selain itu, laporan pengalaman dan strategi mitigasi serupa yang diterapkan oleh negara lain (seperti Tiongkok dan Itali) juga menjadi sumber acuan pembuatan pedoman ini. Buku ini telah didistribusikan kepada beberapa rumah sakit di DIY seperti RSUP Dr. Sardjito, RSA UGM, RS Panti Rapih, RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Wates, dan RSUD Panembahan Senopati.
Sejak tahun 2018, Program Studi Sarjana Teknik Nuklir telah melaksanakan pelatihan keamanan nuklir bagi petugas POLRI POLDA DIY. Pada masa pendemi kegiatan tersebut dihentikan dan sebagai gantinya para dosen menyusun Buku Saku Keamanan Nuklir bagi Petugas Keamanan. Buku yang penyusunannya dibantu oleh para mahasiswa tersebut berbasis pada materi pelatihan yang telah biasa dilaksanakan sebelumnya. Buku saku yang dikirimkan ke POLDA DIY, POLDA Jawa Barat, Puslabfor POLRI, Puslitbang POLRI, Satuan Brimob POLRI dan PK4L UGM diharapkan dapat menjadi acuan bagi mereka dalam menangani beberapa kasus keamanan nuklir di Indonesia.