Eduphonic Festival adalah rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, yang berlangsung dari tanggal 1 Oktober hingga 23 November 2024. Acara ini mengusung tema Blueprint of The Dreamland dengan makna rancangan atau persiapan menuju masa depan yang memudahkan hidup dengan adanya teknologi. Rangkaian acara Eduphonic Festival 2024 diselenggarakan dalam bidang teknologi pendidikan, meliputi media pembelajaran, teknologi dan kesenian. Salah satu rangkaian acara Eduphonic Festival dalam bidang teknologi yaitu lomba esai. Lomba esai ini hanya terdiri 1 babak, dengan masa pengumpulan karya terhitung sejak tanggal 14 sampai 26 Oktober 2024 dan diumumkan pada tanggal 23 November 2024.
Karya esai yang disubmisikan pada lomba ini disusun oleh Trinadia Kurniasari, mahasiswa prodi Teknik Fisika UGM angkatan 2022, dengan judul SiGap: Simulator Multisensori sebagai Sarana Pendidikan Siaga Bencana Berbasis Virtual Reality dan Hybrid Generative Artificial Intelligence untuk Siswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Inovasi yang diungkapkan pada esai ini merupakan pemanfaatan VR dan hybrid generative AI dalam pendidikan siaga bencana, menggunakan simulator yang menstimulasi modalitas visual, auditori, dan taktil. Latar belakang inovasi ini adalah dibutuhkannya suatu alat untuk melakukan simulasi kebencanaan tanpa membutuhkan ruang yang luas, praktis, dan tidak menimbulkan bahaya fisik.
Sebagai inovasi penunjang pendidikan siaga bencana di DIY, SiGap hadir untuk memberikan pengalaman simulasi yang realistis melalui teknologi VR dengan lingkungan virtual yang disintesis menggunakan hybrid generative AI. Melalui integrasi modalitas visual, auditori, dan taktil, SiGap diharapkan mampu meningkatkan kepekaan indra siswa saat menghadapi situasi darurat secara simulatif. SiGap dapat menjadi sarana pendidikan yang tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan keberanian, ketenangan, dan kewaspadaan siswa dalam menghadapi ancaman bencana di lingkungan sekitar mereka.
Berkat karya yang ia buat, Trinadia berhasil memperoleh predikat sebagai Juara 2. Kedepannya, karya ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga nantinya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, serta memberikan kontribusi dalam perkembangan teknologi digital reality dan kecerdasan buatan, khususnya sebagai penunjang pendidikan. Adapun realisasi inovasi ini membutuhkan sumber daya yang kompeten dalam pengembangan AI, VR, nanoteknologi, dan sensor-aktuator, agar tercipta produk yang utuh dan fungsional.