
Sabtu (6/9), sejumlah alumni Teknik Fisika Angkatan 2000 melakukan kegiatan Reuni Perak untuk menandai 25 tahun kebersamaan sebagai mahasiswa Teknik Fisika UGM. Meskipun hanya dihadiri oleh 11 alumni (dari 78 alumni Angkatan 2000), tidak mengurangi keseruan dan kebahagiaan pertemuan tersebut.
Acara dimulai dengan kunjungan ke Reaktor Kartini -sebuah reaktor nuklir penelitian berkapasitas maksimal 250 kW milik Badan Riset dan Inovasi Nasional- pada pagi hari mulai jam 10.00. Acara yang dipandu oleh Umar Sahiful Hidayat -salah satu alumni Teknik Fisika (TF) 2000 sekaligus Koordinator Reaktor Kartini BRIN- menghadirkan pesona tersendiri, mengingat tidak ada satu pun alumni yang pernah mengunjungi reaktor ini sebelumnya. Kekaguman yang dipadu oleh antusiasme, serta dibumbui oleh suasana keakraban, menjadikan kunjungan ini terasa hangat dengan diskusi yang serius tapi santai.
Kunjungan ke fasilitas reaktor nuklir Kartini di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF). Acara santap siang ini selain dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan DTNTF, juga dibersamai oleh alumni Teknik Fisika Angkatan 2005 yang secara bersamaan juga melakukan kegiatan reuni di tempat yang sama.
Selepas santap siang bersama, acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Bapak dan Ibu Dosen yang pernah mengajar alumni. Meskipun hanya dihadiri oleh Dr. Ing. Sihana, pertemuan terasa sangat hangat dan akrab. Salman Nasution, ketua Angkatan 2000, menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik mahasiswa TF 2000. “Sehingga kami menjadi seperti kami saat ini, semua ini berkat Bapak dan Ibu Dosen,” ungkap Salman. Mewakili alumni, Salman menyampaikan bahwa Reuni Perak ini adalah sebuah awal mengumpulkan mereka yang terserak untuk berkontribusi kepada almamater.
Obrolan serius tapi santai di salah satu ruang kuliah DTNTF.
Gayung bersambut, Dr. Ing. Sihana siap mendukung alumni TF 2000 untuk mengumpulkan yang berserak. Beberapa langkah inovatif perlu dikembangkan, seperti misalnya kartu ucapan rutin setiap tahun. “Tetapi, kuncinya tetap ada di alumni sendiri, yang harus senantiasa aktif untuk mengumpulkan balung pisah”, demikian nasihatnya. Beliau juga menyambut baik keinginan alumni berbakti untuk almamater. “Yang paling mudah, jika kebetulan sedang ada di Yogya, bisa menghubungi Departemen, sehingga Departemen dapat menyiapkan acara kuliah tamu misalnya,” harap Dr. Ing. Sihana.
“Tidak usah menunggu kebetulan sedang di Yogya, Pak. Mahreza -salah satu alumni- asal dipanggil pasti langsung datang,” celetuk Nur Setianto, alumni sekaligus panitia Reuni Perak. Celetukan yang disambut gelak tawa semua. Acara Reuni Perak ditutup dengan makan malam di Bale Raos, setelah sebelumnya berfoto bersama di Balairung UGM dan Bundaran UGM.
Sejenak foto bersama di depan gedung DTNTF
Kontributor: Ayodya P.T, Ardina Mei