
Yogyakarta, 2021 – Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan pembuatan peta batas aman dari bahaya tsunami di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa dan Bali. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pesisir dalam menghadapi potensi tsunami serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam mitigasi perubahan iklim dan penguatan ketahanan terhadap bencana.
Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya ancaman tsunami akibat aktivitas seismik di wilayah pesisir selatan Jawa dan Bali. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam membekali masyarakat dengan pengetahuan dan alat yang dapat menyelamatkan nyawa mereka

Salah satu output dari pelatihan ini adalah E-book Batas Aman Tsunami, yang dapat diunduh melalui http://ugm.id/EBookBatasAmanTsunami. E-book ini membahas berbagai aspek penting, seperti pemahaman dasar tentang tsunami, cara menentukan batas aman, serta metode pembuatan peta untuk mitigasi bencana.
Penentuan batas aman tsunami dalam e-book ini didasarkan pada tinggi gelombang dari kejadian sebelumnya, seperti tsunami Aceh 2004 dan Jepang 2011. Dari peristiwa tersebut, diketahui bahwa daerah dengan ketinggian lebih dari 50 meter di atas permukaan laut (DPL) dianggap lebih aman dari dampak tsunami. Untuk membantu masyarakat dan relawan dalam evakuasi, e-book ini menjelaskan metode pembuatan peta batas aman, baik secara analog dengan GPS dan kartografi manual, maupun secara digital menggunakan aplikasi seperti Radio Mobile, MapSource, dan Google Earth.
Peta yang dihasilkan dapat digunakan sebagai panduan penyelamatan diri dan membantu petugas dalam proses evakuasi. Selain itu, e-book ini juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka memahami batas aman tsunami dan dapat bertindak cepat saat bencana terjadi. Dengan memanfaatkan teknologi pemetaan, informasi mengenai daerah aman dapat lebih mudah diakses dan dipahami, sehingga meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami.
Pendanaan dan Dukungan Institusi
Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini, program ini memperoleh pendanaan sebesar Rp10.000.000,- yang dialokasikan secara cermat untuk berbagai kebutuhan teknis dan logistik, seperti penyediaan seminar kit serta konsumsi bagi peserta. Meski jumlahnya tidak terlalu besar, pengelolaan anggaran yang efektif memungkinkan program ini memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat yang menjadi sasaran pelatihan. Ini membuktikan bahwa dengan manajemen yang baik, keterbatasan dana bukanlah hambatan dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Selain itu, program ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi akademik, pemerintah daerah, serta organisasi kebencanaan yang memiliki perhatian terhadap mitigasi bencana di wilayah rawan tsunami.
Kompetensi Dosen dan Tim Ahli
Pelaksanaan kegiatan ini dipimpin oleh Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D., IPU., seorang pakar dengan pengalaman luas dalam bidang teknik nuklir dan fisika kebencanaan. Dalam proyek ini, beliau didukung oleh tim akademisi yang memiliki keahlian tinggi dalam teknologi mitigasi bencana. Tim ini terdiri dari para ahli seperti Prof. Dr. Ir. Agus Budhie Wijatna, M.Si., IPM, yang berfokus pada teknologi mitigasi bencana berbasis fisika terapan, Dr.-Ing. Singgih Hawibowo, yang berpengalaman dalam analisis data seismik dan pemetaan geospasial, Dr.-Ing. Sihana, seorang pakar di bidang rekayasa bencana dan manajemen risiko, serta Dr. Dwi Joko Suroso, S.T., M.Eng., yang mengembangkan teknologi mitigasi berbasis sistem informasi geografis (SIG). Selain dukungan dari para dosen dan peneliti, program ini juga melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang studi, termasuk mahasiswa S1 dan S2 DTNTF, serta alumni yang turut berkontribusi dalam penyelenggaraan pelatihan. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi kesempatan berharga bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam riset dan penerapan teknologi mitigasi di lapangan. Dengan keterlibatan aktif mereka, diharapkan muncul generasi baru yang lebih sadar dan siap dalam menghadapi tantangan kebencanaan di masa depan.
Keterkaitan dengan SDGs
Program pelatihan ini sejalan dengan beberapa poin SDGs yang dicanangkan oleh PBB, yaitu:
- SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) – Dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami, diharapkan dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan, sehingga masyarakat lebih aman dan infrastruktur lebih tahan terhadap bencana.
- SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) – Program ini berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dengan memberikan edukasi terkait peta evakuasi dan daerah aman tsunami, yang nantinya dapat menjadi model bagi wilayah pesisir lainnya.
- SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) – Memberikan pelatihan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lokal untuk memahami pentingnya pemetaan dan mitigasi risiko bencana, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang dapat diterapkan dalam situasi darurat.
Pencapaian dan Manfaat Program
Sejumlah capaian penting berhasil diraih melalui kegiatan ini, antara lain:
- Pembuatan peta daerah aman tsunami yang dapat dijadikan referensi utama dalam perencanaan jalur evakuasi bagi masyarakat pesisir. Peta ini menjadi alat vital dalam mitigasi bencana karena membantu penduduk setempat memahami wilayah-wilayah yang aman sebagai tempat perlindungan ketika tsunami melanda.
- Pelatihan bagi masyarakat lokal, yang tidak hanya memberikan pemahaman teoritis tetapi juga pengalaman praktis dalam menggunakan teknologi pemetaan risiko bencana. Pelatihan ini melibatkan berbagai pihak, seperti instansi kebencanaan, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat sipil, yang semuanya bekerja sama dalam menciptakan komunitas yang lebih tangguh menghadapi bencana.
- Pemasangan patok daerah aman tsunami, yang ditempatkan di beberapa titik strategis di wilayah DIY. Patok ini berfungsi sebagai rambu visual bagi masyarakat dalam menentukan titik evakuasi tercepat saat terjadi tsunami, sehingga meminimalkan risiko korban jiwa.
Melalui program ini, DTNTF FT UGM berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya mitigasi bencana tsunami. Kesadaran ini tidak hanya akan menyelamatkan banyak nyawa, tetapi juga membantu membangun komunitas yang lebih tangguh dan siap dalam menghadapi berbagai bencana alam yang mungkin terjadi.
Masa Depan Program Mitigasi Bencana
Ke depan, DTNTF FT UGM berencana untuk terus mengembangkan riset dan inovasi dalam bidang mitigasi bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap berbagai ancaman bencana alam. Salah satu langkah strategis yang tengah disiapkan adalah pengembangan teknologi pemetaan risiko bencana berbasis kecerdasan buatan, yang diharapkan dapat memberikan prediksi lebih akurat terhadap potensi tsunami di masa mendatang. Teknologi ini dirancang untuk menganalisis berbagai faktor seperti perubahan pola gelombang laut, pergerakan lempeng tektonik, serta data historis kejadian tsunami guna menghasilkan model prediksi yang lebih presisi.
Selain itu, tim akademisi juga berencana untuk memperluas cakupan pelatihan dan edukasi mitigasi bencana ke daerah-daerah pesisir lain di Indonesia yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana tsunami. Program pelatihan ini akan melibatkan masyarakat lokal, instansi pemerintah, serta lembaga terkait untuk membangun sinergi dalam upaya kesiapsiagaan terhadap bencana. Melalui pendekatan yang berbasis sains dan teknologi, DTNTF FT UGM berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menciptakan solusi inovatif yang dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, diharapkan program-program ini dapat menjadi model mitigasi bencana yang tidak hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga dapat menjadi referensi bagi negara lain yang menghadapi ancaman serupa.